Usia 15 Tahun dengan 25 Tahun Pengalaman

Standard

Katanya, akan datang usia di mana kita cuma mau datang ke konser atau acara musik, tapi hanya untuk duduk dan menikmati penampilan si musisi. Buat saya, di tahun-tahun belakangan, memang seperti itu. Faktor usia? Mungkin. Energi memang nggak sebanyak waktu masih muda. I’m 40 years old! Faktor puas? Bisa juga. Dari jaman masih jadi remaja belasan tahun, saya udah hobi banget datang ke gigs; banyak venue jadi saksi saya berdendang dan berdansa dari siang sampai tengah malam di festival musik; sampai akhirnya setelah 20 tahun lebih, tangki bersenang-senang saya sudah cukup terisi dan kini yang saya mau cuma sekedar menikmati nostalgia bareng band atau penyanyi idola masa muda.

Dua minggu lalu, mesin waktu seperti menarik saya kembali ke sosok dengan kondisi prima anak SMP umur lima belas tahun. Yang nggak ada jaim-jaim-nya. ((JAIM)) Gila! Generasi tua banget ogut kalo sampe masih pake kata “jaim”. Haha! Yang se-hepi itu mendukung band teman sekolahnya manggung sampe bela-belain menghafal lirik lagu yang akan mereka bawakan di pentas.

Sedikit kilas balik. Saya lulusan SLTP N III Depok (dulu namanya ini), atau nama gaulnya: BENTO alias Benteng Barito, karena terletak di Jalan Barito Depok II Timur. 6 bulan pertama sekolah cukup penuh perjuangan. Saya sulit beradaptasi karena saya nggak punya teman barengan dari SD, ditambah lagi BENTO itu sekolah menengah pertama terbaik yang banyak diisi bocah lulusan SD swasta berpenampilan keren dan saya si anak SD kampung merasa nggak selevel sama mereka. Rumah saya jauh, saya sering banget terlambat dan diberi hukuman bersihin ruang guru. Di kelas 2, ada kakak kelas yang mem-bully saya, padahal dia nggak cakep tapi pede banget gangguin orang. Haha. Di kelas 3, ada anak laki-laki yang suka ngatain saya pake nama binatang berbadan besar dan juga anak laki-laki lain yang kalo lagi high, suka manggil saya buat disuruh nyapu kelasnya. Meski begitu, masa putih biru saya tetap sangat menyenangkan. Saya punya banyak teman yang suka banget bola dan jadi teman ngobrol tiap abis ada pertandingan, dan terutama, teman-temen cewek yang sampai sekarang masih jadi tempat bercerita. Hai Asih! Hai Regina! Hai Larisa!

Nah, maju ke 25 tahun sejak kami semua lulus, yaitu tahun 2025 ini, Ikatan Alumni BENTO mengadakan acara yang cukup besar di Pesona Square Mall Depok. Selain dagangan dari UMKM, ada juga senam Zumba, cek kesehatan gratis, lomba cerdas cermat, dan yang paling seru… lomba bakat!! Ini yang paling dinanti oleh temen-temen seangkatan saya karena ada 3 grup dari angkatan kami yang daftar untuk eksis. Salah satunya, band bernama Water Pig (yes you heard it right, Babi Aer!) yang diisi oleh Eky sang vokalis gitaris, Udit si penggebuk drum, Iskandar pembetot bas, dan Iping si gitaris. Tapi saya nggak kenal Iping sih aslinya, entah dia atau saya yang kurang gaul. Peace, love, and gaul. Asek~~

Sebagai band legendaris nan lawas, dan juga untuk nunjukin solidaritas, anjay~~ saya merasa wajib datang. Padahal weekend itu saya padat ngajar dan juga kuliah S2 seharian penuh, tapi keinginan buat rebahan hilang tergantikan semangat buat memberi dukungan. Dan ya, memang nggak sia-sia. Selain Water Pig juara dua, saya juga sangat menikmati bisa kumpul bareng teman-teman lama serta sejenak lupa kalau kami udah nggak lagi muda. YA GIMANA YA OM DAN TANTE INI SAMPE PADA MAJU KE DEPAN BUAT JOGET-JOGET DAN MAAP BUKAN JOGET JEMPOL DIGOYANG DOANG! DARI SKA, MOSHING, SAMPE METIK MANGGA-NYA GIRING NIDJI JUGA KITA JABANIN. Huvt. Lupa umur. Sesuai judul. Rasanya kami ini emang masih 15 tahun, pengalamannya aja yang 25 tahun. Angkatan lain nggak ada yang seheboh kami, gais!

Tapi pulang-pulang nenggak Tolak Angin, nempel koyo, ngirup FreshCare. Okesip.

Anyway, it was a moment to remember. Banyak dari sohib SMP yang baru saya liat lagi sejak kami sama-sama lulus. Ada yang masih sama aja, ada juga yang sudah dibentuk hidup sehingga jadi lebih bersahaja. Yang pasti, kami semua disatukan oleh kenangan masa remaja, masa sekolah yang memberi kami kisah untuk diceritakan kembali; entah antar kami saat reuni, atau ke anak dan cucu nanti.

Leave a comment