Melanjutkan cerita liburan saya di Surabaya akhir tahun 2021 lalu (wow udah setengah tahun lewat baru ditulis!), kali ini saya mau bahas sedikit tentang kunjungan singkat ke Malang. Semenjak jalan tol menuju Malang dibuka, wisatawan dari Surabaya makin gampang aja melakukan perjalanan ke sana karena cukup bermobil selama 1.5 jam, maka kita sudah tiba di Malang. Emangnya, ada apa sih di sana sampe saya mau bela-belain datang?
Continue readingSurabaya
Oleh-Oleh Enak dari Surabaya
StandardNgomongin liburan rasanya kurang afdol kalo nggak ngomongin oleh-oleh. Minimal, pasti ada yang dibeli untuk diri sendiri. Meski sering ada “perdebatan” di media sosial tentang urusan buah tangan, saya sendiri juga suka beli oleh-oleh, terutama untuk orang-orang dekat dalam hidup saya yang memang nggak pernah jalan-jalan. Setidaknya mereka bisa ikut menikmati sesuatu yang khas dari tempat yang saya kunjungi.
Continue readingMenikmati Kuliner Surabaya
StandardAwal-awal saya punya uang sendiri sehingga bisa jalan-jalan, tujuan saya selalu untuk melihat pemandangan atau mengunjungi tempat wisata. Urusan menikmati kuliner lokal, jarang sekali masuk agenda, kecuali kalo memang kebetulan ketemu. Tapi, beberapa tahun terakhir ternyata saya cukup sering juga berlibur satu dua hari hanya untuk tujuan makan. Haha. Seperti ketika ke Surabaya untuk ke-dua kali, sebagian besar yang saya lakukan ya… jajan!
Continue readingBandara Juanda Bukan di Surabaya
StandardBila emosi mengalahkan logika, terbukti banyakan ruginya kan?
Lho, kok malah mengutip film Ada Apa Dengan Cinta? Sebentar, sebagai pembuka, saya mau curhat dulu nih tentang kejadian memalukan yang saya alami di bandara. Yang ogah boleh skip ke paragraf 6. Hoho… Jadi sebelum masuk bulan puasa kemarin, saya dan suami berencana wisata kuliner di Surabaya. Cuti sudah disetujui; tiket pesawat, hotel dan mobil sudah siap menemani liburan kami yang hanya satu malam. Tetiba, klien suami minta dia terbang ke Natuna. Mulai bete dong… Suami saya nolak, tapi dipaksa-paksa. Solusi sama-sama menang pun diambil. Suami tetep ke laut, tapi minta pulang sehari sebelum kami ke Surabaya, dan si klien pun menyetujui.
Es Krim Zangrandi: Kenikmatan Klasik
StandardKalau berlibur di Surabaya, Es Krim Zangrandi merupakan salah satu objek wisata kuliner yang jangan sampai terlewatkan. Apalagi kota Surabaya begitu panas, maka cocoklah menikmati sajian dingin setelah makan siang atau saat dahaga perlu dihapus.
Pertama kali melihat restoran tempat dijualnya Es Krim Zangrandi, ingatan membawa saya ke tahun-tahun saat saya masih kecil. Ya, bangunan tersebut bergaya arsitektur tempo dulu. Nuansa Belanda begitu terasa, seperti rumah yang saya singgahi saat diajak Nenek main ke tempat temannya. Sayang sekarang sudah tidak ada, rata dengan tanah dan berubah menjadi ruko atau pertokoan.
Sunshine Family Homestay by ZEN Rooms
StandardMbak Mita jadi ke Surabaya? Bisa pake kode promo aku nih untuk pesan kamar dari ZEN Rooms. Lumayan potongannya Rp. 100,000.
Wey hati pun berseru senang. Tawaran dari Mbak Nurul saya sambut dengan baik. Detik itu juga langsung saya meluncur ke www.zenrooms.com/id dan mencari persediaan kamar yang ada. Mengingat saya hanya menginap satu malam dan paginya sudah harus naik pesawat jam 8, saya pun memilih lokasi yang terdekat dengan bandara. Dari harga Rp. 240,000 per malam saya cukup membayar Rp. 140,000 saja. Alhamdulillaaah rejeki dari temen blogger hits.
Liburan Cuma Sehari di Surabaya? Bisa!
StandardTau nggak, kota apa saja di Indonesia yang namanya menjadi judul lagu? Bandung? Iya. Apa lagi? Sabang dan Merauke? Betul. Yang lain? Surabaya? Oh YES! Dulu waktu saya sekolah dasar, saya lumayan jadi pentolan band pengiring upacara bendera. Sebagai pemain pianika, bersama teman-teman lain saya banyak berlatih lagu-lagu perjuangan tiap minggu. Salah satunya berlirik:
Surabaya, Surabaya, oh Surabaya… Kota kenangan, kota kenangan takkan terlupa. Di sanalah, di sanalah, di Surabaya… Pertama lah, tuk yang pertama, kami berjumpa. Kuteringat masa yang telah lalu… S’ribu insan, s’ribu hati berpadu satu. Surabaya di tahun empat lima, kami berjuang, kami berjuang bertaruh nyawa.