Bam!
Baru halaman 18, saya sudah menutup kisah terbaru Harry Potter yang sedang saya baca. 18 halaman yang membawa imajinasi terbang, menjadikan saya tersenyum-senyum dan dada disesaki kerinduan. Lalu tersadar, semakin saya membaca, artinya kan semakin mendekati akhir cerita. Masih ada ratusan halaman tersisa, tapi saya nggak pengen buru-buru selesai. Ibarat makan kue Nastar enak, pengen diirit-irit biar lama abis.
Tapi… Seperti kisahnya yang penuh pesona sihir, sihir untuk membuka lagi buku ini pun kuat. Dan ya, meski dalam kondisi berdiri di atas kereta dan TransJakarta, saya pun lanjut membaca, hingga tuntas dalam 6 jam. Paling-paling terpotong makan, mandi dan ke toilet.
Now, the review.
Harry Potter and the Cursed Child bukan novel seperti ketujuh buku sebelumnya. Cerita asli memang ditulis oleh J.K. Rowling sendiri, beserta John Tiffany dan Jack Thorne, tapi buku ke-8 ini formatnya berupa skrip drama; drama oleh Jack Thorne yang disebut J.K. Rowling sebagai seseorang yang telah memasuki dunianya (Rowling) dan melakukan hal-hal indah di sana (dunia Harry Potter).
“To Jack Thorne, who entered my world and did beautiful things there.” -J.K. Rowling
Berlatar 19 tahun sejak kemenangan melawan Kau-Tahu-Siapa, kisah Harry Potter and the Cursed Child terkesan sepotong-potong, dan tidak berisi deskripsi cerita sedetail novel; tapi kamu yang sudah melahap ketujuh novel Harry Potter dijamin mudah membayangkan tiap adegan yang ada. Imajinasimu dibikin bergerak liar.
Sejak halaman-halaman awal kita telah digiring untuk mengetahui bahwa kisah Harry Potter and the Cursed Child akan berada seputar Albus Severus Potter, anak kedua Harry. 48 halaman pertama beralur cepat dan lumayan melompat dari tahun pertama Albus di Hogwarts sampai tahun ke-4. Namun setelah itu, konflik sesungguhnya mulai ditampilkan.
Mulai dari Albus dan Scorpius (anak semata wayang Draco Malfoy) yang melompat keluar Hogwarts Express, kening Harry yang kembali terasa sakit, seseorang yang mati hidup kembali, dia yang telah musnah ternyata masih menyisakan keturunan… Dan, apakah Harry serta Draco masih saling bermusuhan mengetahui kedua anak mereka hilang?
Satu per satu tokoh yang sudah sangat kita kenal tampil membangun cerita. Yes, it’s a reunion! Beberapa karakter baru memiliki porsi mereka masing-masing. Porsi yang besar. Secara personal saya sangat menyukai Scorpius Malfoy, bocah yang karakternya seperti gabungan si brilian Hermione Granger dan si lucu Ron Weasley. Buat saya dia adalah tokoh bintangnya.
Seperti tujuh judul sebelumnya, Harry Potter and the Cursed Child, meski mengambil tempat di dunia sihir, tetap berisi kisah yang nyambung dengan kehidupan kita sehari-hari di dunia manusia. Bukan hanya tentang persahabatan, tapi juga tentang keluarga. Tentang ikatan darah. Terlepas dari petualangan menyelamatkan dunia sihir, pembaca Harry Potter usia dewasa seperti saya bisa ikut memahami rasanya menjadi Harry yang kini berusia menjelang 40 tahun, menghadapi Albus si pemberontak.
Pembaca remaja pun bisa mengerti rasanya menjadi Albus, hidup dengan tuntutan sekitar, merasa tidak mendapat celah untuk membuktikan diri sendiri, merasa tidak sehebat ayahnya; ditambah fakta dirinya masuk Slytherin dan berteman baik dengan Scorpius Malfoy.
Yang pasti, buku skrip drama Harry Potter and the Cursed Child tidak kalah mengesankan dibanding ketujuh novel di belakangnya. Tetap bikin kita terlarut dalam pesona dunia sihir, dan tetap bikin buku ini susah ditutup sebelum mencapai halaman terakhir. Wajib dibikin film! Atau mungkin dramanya bisa dibawa ke Indonesia? Mari kita panjatkan doa.
Selamat tersenyum, tertawa, tegang, penasaran, menitikkan air mata, dan (mungkin) jatuh cinta pada Scorpius Malfoy (seperti saya).
==
Tentang Koleksi Harry Potter #TerongGemuk
(Ini curhat. Boleh kamu lewat.)
Di tengah kegirangan saya karena kiriman buku dari Periplus ini akhirnya sampe juga di rumah, terselip sepenggal cerita tentang asal mula koleksi Harry Potter yang saya punya.
Tahun 2001 Harry Potter sudah memasuki buku ke-4 di Indonesia. Saya duduk di bangku 2 SMU. Bokap baru aja balik dari Amerika setelah 4 tahun kerja di sana. Bukan kerja kantoran. Dulu bokap jadi tukang cuci piring di restoran. Tapi 1 Dollar lagi Rp. 16,000 dan gaji beliau bisa bikin adik saya sekolah swasta bagus dan saya bisa les Bahasa Inggris.
Nah, kami ceritanya perdana jalan bareng sekeluarga setelah kepulangan bokap. Makan di Bakmi Gang Kelinci, trus mampir ke toko buku di Passer Baroe. Saya kepengen banget beli keempat buku Harry Potter itu, tapi saya lihat harganya mahal, dan dengan baliknya bokap saya tau kalo kami bakal hidup lebih hemat. Kegalauan berkecamuk di hati saya. Minta, enggak, minta, enggak… Akhirnya tepat ketika kami mau meninggalkan toko buku, saya nekat nanya, “Pa, boleh beli buku-buku ini nggak?”
Saya dieeem aja waktu bokap liat-liat novel di hadapannya. Lalu, “Ya udah ambil!” katanya tanpa ragu.
Saya pun bersorak bahagia. Entah kenapa, dalam hati saya janji, nggak ada bebanin bokap lagi untuk apapun. Karena beliau sudah korbanin hidupnya 4 tahun untuk kerja rendahan, jauh dari anak dan istri.
Gantinya, saya bebanin tante-tante saya di Amrik untuk beliin Harry Potter versi Bahasa Inggris. Haha!! Sampe nomer lima aja kok. Sisanya nomer 6, 7 Bahasa Inggris dan 5, 6, 7 Bahasa Indonesia saya beli sendiri.
Dan demi memuluskan hobi baca, saya getol nabung uang angpao Lebaran. Hingga akhirnya lulus SMA saya mengumpulkan uang dari bayaran les privat anak TK dan SD. Rate saya saat itu mulai dari Rp. 7,000 – Rp. 20,000 per jam. Bokap dengan setia nganterin saya naik motor, ngajar jauh sampe daerah Terogong Bekasi sana. Jauh banget cyin dari Depok.
Kuliah sambil kerja, saya jalanin. Biar bisa tetap baca buku, biar bisa tetap beli Harry Potter…
I owe my Dad much. Meski cuma lulusan SMA dan kerja beliau hanya sebatas supir mobil rental, tukang cuci piring dan tukang listrik, bokap saya tau kalo membaca adalah gudang ilmu dan jendela dunia. Dia nggak segan-segan nurutin kemauan anaknya untuk beli buku bacaan.
(I owe my late grandma too, yang selalu kasih hadiah buku kalo saya puasa pol.)
Dan sekarang, lengkap lah sudah koleksi Harry Potter saya. Kata J.K. Rowling, Harry Potter and the Cursed Child is the last…
Can you believe it?? I just can’t!
Ngehits ini kak jd penasaran
Baca ayo baca.
Wah di indonesia udah terbit ya? tapi takut belinya. Katanya beberapa orang gak seru. Takut deh dikecewain.
Sudah rilis yang Bahasa Inggrisnya. Buku ke-8 ini berbentuk skrip drama, kalo kamu punya imajinasi yang bagus jangan ragu beli karena bakal tetep bisa bayangin. Hehehe…
Cita rasa baru nih a la skrip naskah gini. Buatku yg khatam Harry Potter 1-7, The Cursed Child ini “wajib”. Semoga bisa beli. English version will do.
How much is it? ^^
Di Periplus 365,000. Di Gramedia tampaknya lebih mahal. Kebetulan beli preorder jadi lebih murah.
Kak, aku udah pre order di periplus karna harga 365rb, sedangkan di gramedia 400rb. Sepulang dr periplus aku coba search di internet (web periplus.id) nah ketemu 2 versi HP&the cursed child. Yg satunya 365rb dan satu lg 435rb berisi keterangan “new”. Jadi aku bingung nih, covernya gambar sama tapi kok beda harga?:/ aku udah terlanjur pre-order yg 365rb. Kira2 bukunya sama aja kan ya isinya? Aku takut beda versi. Please bantu jawab ya, terimakasih 🙂
Hi, gak usah khawatir. Isi pasti sama. Yang membedakan harga karena penerbitnya beda. Sama seperti dulu tujuh buku sebelumnya, harga terbitan Inggris dan Amerika beda.
Oh gitu, makasih kak infonya!sangat membantu 🙂 btw itu yang cover warna hitam yg di sebelah buku HP&the cursed child apa yaa?? Hehe
Itu bagian dalamnya. Kan hardcover. Nah covernya itu bentuk sampul bisa dilepas.
Hi Sanji, aku barusan kontak Periplus untuk memastikan. Hari ini harga kedua terbitan itu udah jadi Rp. 365,000 semua. Kemarin malam memang aku cek ada yang Rp. 435,000. Selamat membaca ya.
Wah, terimakasih untuk reviewnya! Jadi makin mantap mau beli bukunya, walaupun kemarin-kemarin sempat galau karena lihat harganya, hehe..
Iya harga tinggi banget. Haha.. Aku beli Periplus, gak sampe 400rb. Di Gramed kalo gak salah 400rb lebih ya.
Kok gue bacanya terharu ya sama kisah kakak :”(
Eh gimana deh orang mah terharu sama cerita Harry Potter-nya. Hahaha…
Aaakkk.. HP balik lagiii.. btw kak kisahmu keren bgt. Klo aku sih bener gada uang sama kayak kakak, bedanya aku jadinya minjem2 buku gitu. Kurang greget yah, beda bgt sama kakak yg sampai nabung2. Pengen baca bhs inggrisny tapi kemampuan inggris minim bgt, minim minim minim bgt. Duh sedih.
Hai hai, aku juga sering minjem kok, tapi kalo emang ada yang aku suka banget, aku bela-belain beli. Hehehe… Makasih udah mampir ke blog aku ya.
Hahah.. aku yg makasih kak, udah bahas harpot diblog superb ini.. 🙂
Btw bisa fasih bhs inggris krn ikut les atau gmn kak? Can u give me some tips? Beneran pengen bisa bhs inggris, dn punya kosakata yg banyak. Thank u b4. 🙂
wah wah.. I adoooore youuuu *gagal fokus*
Hlaaah? Hahaha… Adore Harry Potter kaaan? Hihi…
Pengen beli tapi bhs Inggris pas-pasan, kira-kira versi bhs Indonesia kapan terbit yah kak ?
Aku nggak tau niiih akan ada versi Bahasa Indonesianya atau nggak. Semoga saja ya.
Emang keren2 sih novel harry potter, selalu meninggalkan bekas setelah membacanya 😊
Buku ke 8 ini rasanya sama kaya buku yang lain, sama2 mantap, clever.
Gua yang bahasa inggrisnya setengah2 aja rela2in baca yg versi english nya 😂 alhamdulillah gua paham ceritanya.
Kekurangannya cuma 1 ini buku, yap kurang panjang ☺
Kelebihannya ?? Segudang, akhirnya snape tampil lagi… hiks … hiks
Iya ih berasa banget tau2 kelar ya. Tapi kalo bisa dibikin film, ini bakal keren juga lho. Kebayang mereka akting jadi orangtua. Hahaha…
kok itu ada yang hitam, emang beli buku nya dpt dua??
Itu aku lepas covernya. Bagian dalamnya hitam.
eh makasih kak, infonya sangat membantu. truss sekalian mau nanya nih di periplus ada buku note to self by connor franta jika kakak tahu bagus deh, nah aku mau nanya di periplus ada dua jenis yang satu fast delivery lebih murah ketimbang satunya lagi itu kira kira sama kan ya isinya??? and sekali lagi aku kemarin liat di gramedia harga buku HP and cursed Child cuma 134rb kak? kok beda sama periplus?
Selama judul dan pengarang sama, isinya sama. Cuma memang buku luar negeri suka beda tergantung dia edisi Amrik atau Inggris. Biasanya yg beda cover dan ukuran. Kalo harga Harpot Gramed, udah cek belum itu Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris? Kalo Bahasa Inggris, mungkin lagi ada diskon gede ya. Karena bedanya jauh.
owh gitu ya ? hehe maaf jadi banyak tanya gini, tapi di deskripsi nya si penulis nya sama cuman beda halamannya yg satu 320 yg satu 224 hal makanya apa beda ya? saya takut ketika sampe rumah beda sama yang saya mau. cuma saya sudah liat kode isbn nya sama cuma beda deskripsi di periplus kalo harpot di gramedia saya cek bahasa inggris tapi mungkin itu yang soft cover, memang diskon 20% dari harga sebelumnya 160rb tapi yang saya bingung kok beda sma periplus mungkin yg di gramed ini soft cover.
Oh iya berarti paling beda ukuran buku. Buku impor memang beragam cover dan ukuran. Tapi isi sama kok. Oh iya bisa jadi juga yang Harry Potter soft cover. Jadi beda harganya.
gk bisa tidur+gak bisa stop searching info ttg ini. Pingin banget baca, tapi apa daya bahasa inggrisnya susah, banyak kosakata sulit. Ceritanya juga tersirat banget, bahasa indo aja ane mikir banget maksut jalan ceritanya apaan, apalagi bahasa inggris.Hadehh
Eh tapi kan ada Bahasa Indonesianyaaa.
Saya sudah baca versi Englishnya, beli di bandara Sukarno Hatta senin lalu (12/02/2018). harga 152.000. Hehe, meski kemampuan English jauh d bawah standart lah, teteap bisa menikmati.
Waah murahnya beli di Soetta. Dulu pas beli harganya dua kali lipat.