Senin. Tanggal 1.

Standard

Hari ini Senin. Tanggal 1 Desember. Tahun 2025.

Saya duduk di ruang kerja, sambil jemari mengetik tulisan ini; ditemani kucing saya, Disko si belang hitam-abu-oranye, yang terkantuk-kantuk tepat di samping tangan saya, di atas meja.

Senin. Tanggal 1.

Saya termasuk orang yang suka mencari waktu khusus sebagai penanda suatu perubahan atau permulaan. Hari Senin. Tanggal 1. Tepat di tahun baru Romawi, Islam, atau Cina. Sehari setelah saya ulang tahun… Ketika saya ingin menjadi lebih baik di hidup, saya akan memilih momen yang menandai kapan itu mulai terjadi.

Hari ini Senin. Dan hari ini tanggal 1. Dua penanda waktu yang spesial secara bersamaan. Sejak saya bangun tidur tadi, ada semacam semangat baru yang diam-diam merayap ke hati dan sanubari. Ada bisikan, “You can do it! You’ll get there.” Mimpi-mimpi selama beberapa tahun belakangan yang rasanya terasa berat dan bahkan tidak mungkin tercapai, terlihat jadi lebih ringan, padahal ya belum keliatan bagaimana caranya. Yang saya tau, saya berbalik berbisik, “Yes, I can do it. And I’ll get there.”

A relative died last night. And he was my age. Waktu kecil, kami suka bermain bersama. Dan saya takut. Waktu terus memburu, terasa cepat. Tiga tahun terakhir rasanya apa yang saya jalani sungguh jauh di luar harapan. My life has been a rollercoaster that seems to never end, and I’m tired. So this is probably it. The moment when my life finally falls into place, when I can finally breathe, when the burden I’ve been carrying on my shoulders and heart is finally lifted up…

Hey December, welcome.

Leave a comment