Jujur, udah nggak paham lagi kenapa saya makin sering lupa nulis satu tulisan tiap bulan. Maksud saya, cuma butuh satu aja gitu lho. Dan ini harusnya mudah karena ide nulis itu banyak! Tapi kenapa untuk menuangkan jadi satu tulisan pendek aja saya udah merasa kesulitan? Sehingga akhirnya nggak terasa berganti bulan, dan saya lagi-lagi nggak ada isi apa-apa di November kemarin.
Continue readingOops I Did It Again!
StandardGokil kayaknya ini pertama kali saya sadar kalo terlewat satu bulan nggak nulis di blog, saat bulan berikutnya udah mau berganti lagi. Paham nggak maksud saya? Haha. Jadi saya kan emang punya komitmen untuk nulis minimal satu tiap bulan, dan ada lah di tahun-tahun belakangan saya tuh lupa saking sibuknya. #tsah Tapi dulu lupanya paling cuma beberapa hari. Yang sekarang, saya lupa nulis di September, dan Oktober pun udah mendekati minggu terakhir. Hmm…
Continue readingLanjut Kuliah S2!
StandardSaya baru saja membuat keputusan yang impulsif, yaitu kuliah lagi. Tapi sebelum bahas itu, saya mau sedikit cerita. Ngomongin pendidikan, saya bukan anak yang pintar secara akademik. Mungkin karena menyadari fakta itu, saya justru suka belajar. Supaya nggak bego-bego amat. Meskipun selama SD saya hampir selalu juara 1, menurut saya itu sesederhana karena SD di kampung, jadi persaingan tidak ketat. Begitu masuk SMP negeri terbaik di masanya (SLTP N III Depok), butuh waktu 2.5 tahun sampai akhirnya saya bisa masuk 10 besar. SMA? Makin-makin. SMU N I Depok juga sekolah terbaik. 24 tahun silam, nilai saya yang rata-rata 7 hanya menerima peringkat 2 dari bawah. Padahal kan, nilai 7 itu tidak jelek ya?
Continue reading39
StandardSome say that people towards the end of their 30s will experience many life struggles. People at that age are prepared to choose how they will live the rest of their lives: either living by only thinking about the pleasures of the world, enjoying what is there until death finally arrives, or living by improving spiritually, learning to feel enough, and feeling happy from small things that are worth being grateful for.
Continue readingBotol Air Minum Baru!
StandardI have loved water bottles since forever. Waktu TK dan SD, memang umum lah ya bawa botol minum, biar kita nggak jajan es. SMP saya tetep bawa karena sekolah jauh dari rumah. Lalu, kebiasaan bawa botol minum ini berlanjut ke SMA, kuliah, sampe kerja. Bahkan, di rumah saya nggak minum pake gelas, langsung tenggak dari botol minum ukuran minimal 1 liter.
Fast forward, saya kerja di tempat kursus Bahasa Inggris yang lokasinya di mal. Saya dan temen-temen sering makan di restoran, dan saya selalu bawa botol minum sendiri. Sohib saya, Dini, sampe nyuruh saya umpetin botol minum tersebut karena katanya malu diliat. Ahaha. Maap banget, buat saya yang hobi minum air putih, makan di resto bisa lebih mahal bayar minumnya daripada makanannya. Itu kisah 12 tahun lalu.
Continue readingTo Myself
StandardI stared at myself in the reflection of the train window. Yes, that was my face. I stared deeper and deeper. Right in the eyes. And I realised, there was a storm brewing. Sadness. Then I remembered, a friend I hadn’t seen for a long time said, “Your eyes don’t lie.”
To myself, please endure. Leave it to God, and don’t give up.
Sampai Kapan Mau Naturalisasi?
StandardJudul serius, karena awalnya ambisi mau bahas mendalam; tapi kok tiba-tiba mata sepet banget ya. Ngantuk! Haha. Bahas seadanya aja lah. Kebetulan momennya memang lagi pas juga. Saya rasa seluruh rakyat Indonesia dari yang emang pencinta sepakbola sampai yang bukan, sedang girang-girangnya karena Indonesia masuk 8 besar AFC U-23 Asian Cup Qatar 2024. Setelah berjibaku melawan Qatar, Australia, dan Yordania, Indonesia berakhir di peringkat ke-2 Grup A. Selanjutnya, akan melawan Korea Selatan.
Continue readingWejangan Hidup Mami
StandardBukan hanya seorang pebisnis sukses yang layak dianggap inspirator, bukan pula mereka dengan gelar dan posisi tinggi. Setiap manusia sejatinya adalah pembawa inspirasi bagi manusia lain, tidak terikat batasan apapun.
Kita semua. Tidak terkecuali.
Sering kita mendengar, “Apalah saya cuma butiran pasir.” atau “Apalah saya cuma remahan kue nastar di pojok toples.” Sungguh, butiran pasir mencipta pantai yang indah, dan remahan kue nastar tetap jadi incaran. Jangan merasa kecil, karena saya dan kamu tanpa disadari pasti pernah menjadi seseorang yang membawa perubahan bagi orang lain. Dan berbicara inspirasi, ada wanita yang menjadi inspirasi saya sejak kanak-kanak. Beliau yang saya panggil Mami; nenek dari 6 anak, 13 cucu dan 15 cicit. Raganya sudah tidak ada, namun wejangan selama beliau hidup tertanam mantap di hati saya.
Continue readingA Companion Bracelet from a Witch
StandardI can’t wait. I just have to write it now. I don’t even want to wait until tomorrow when the sun shines perfectly bright so I can take better pictures. I’m too worried I will forget what I have in mind. I’m just too excited and too “Is this even real?” kind of feeling.
Okay let me just start.
January 2024 wasn’t nice to me. You have no idea how hard it was. I wrote a little about that here on this blog but it was still nothing compared to what I truly felt. I lost my spark. Getting out of bed was a challenge. At one point, I even questioned God…
Continue readingPengabdian? Atau Pekerjaan?
StandardAkhir pekan lalu saat saya dan suami sedang ngopi di tempat favorit kami, saya nyeletuk kalo saya mau ada di kursi DPR. Itu tentu memang hanya celetukan semata, karena masih hawa-hawa PEMILU, jadi obrolan kami ya nggak jauh-jauh dari situ. Tak disangka, suami saya malah menimpali. Katanya saya bisa mulai dengan menekuni suatu hal, yang nantinya bisa saya jadikan program ketika maju jadi calon legislatif. Balik lagi ya, ini semua hanya obrolan ngalor ngidul semata. Haha.
Continue reading