Sejak lulus SMA di tahun 2003, saya langsung berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak di TK Darma Bakti, sekolah Nenek saya, Sukaesih. Saya mengajar Bahasa Inggris, satu-satunya pelajaran yang saya bisa.

Awal mulanya, suatu malam setelah kelulusan SMA, saya pergi ke pasar dengan Tante Mia. Seingat saya kami mau beli nasi uduk atau seafood. Trus iseng-iseng saya bilang saya pengen ngajar Bahasa Inggris di TK, supaya sekolah Nenek saya juga sama kerennya dengan sekolah lain yang mahal. Tante saya langsung setuju dan sekitar Oktober/November 2003 saya pun langsung memulai karir menjadi guru.

Pertama kali, gaji saya sebulan Rp. 100,000. Saya mengajar seminggu sekali, 4 kelas. Sekarang gaji saya sudah meningkat jadi Rp. 200,000. Kecil memang. Tapi ini sekolah Nenek saya, jadi saya merasa sebenarnya tidak perlu dibayar.

Awal-awal semuanya serba susah. Saya harus menyiapkan 3 gambar tiap minggunya. Saya membayar teman untuk menggambar dan mewarnai. Kalo dipikir-pikir, uang gajinya itu habis untuk bayar gambar dan juga permen (tiap pertemuan mereka yang berani maju untuk bermain akan dikasih permen). Tapi seiring sejalan, ketika semua gambar akhirnya lengkap, uang gaji saya bisa jadi cadangan kalo kantong mulai menipis. Saya udah nggak perlu beli gambar lagi. Tahun lalu, gambar-gambar yang sudah saya pakai selama 6 tahun lamanya, saya ganti. Saya ambil gambar-gambar dari internet, saya print dan saya minta salah satu guru TK untuk mewarnainya. Gambar-gambar saya makin terlihat menarik.

Saya senang berada di tengah anak-anak itu. Dan tanpa terasa ini sudah tahun ke-8. Seringkali di jalan saya melihat anak-anak yang saya ajar di tahun pertama, sekarang sudah besar sekali. Mereka sudah jadi anak-anak SMP. Dan mereka masih ingat saya. Sebagian menyapa, sebagian hanya tersenyum malu-malu.

Ah, betapa saya sangat mencintai mengajar. Dan sampai kapan pun saya ingin tetap mengajar…