Merhaba! Menjadi relawan FIFA di Piala Dunia Qatar 2022 banyak membuat saya diwawancara oleh media. Dan salah satu pertanyaan yang selalu dilontarkan adalah, kerja jadi relawan tuh ngapain aja sih? Ini adalah pertanyaan yang terlalu luas sehingga tentu tidak bisa dijawab semudah itu. Relawan-relawan FIFA di Piala Dunia tersebar di banyak area kerja. Ada lebih dari 30 area kerja malah! Tiap area kerja tentu mempunyai tanggung jawabnya masing-masing. Tidak semua juga kerja di stadion meskipun kami menjadi relawan di ajang turnamen sepakbola.
Pekerjaan saya sendiri adalah di bagian Ticketing. Di Piala Dunia Rusia 2018 saya juga ditempatkan di bagian ini, sehingga tidak sulit untuk saya memahami apa yang perlu saya kerjakan. Tapi tentu, saya tetap wajib menjalani pelatihan yang ada. Sebagian lewat online, sebagian lagi langsung di lapangan ketika saya sudah sampai Qatar.
Pertama kali saya menginjakkan kaki di Lusail, stadion tempat saya bekerja, saya datang untuk pelatihan yang berhubungan dengan pos-pos tempat saya bertugas. Pengawas tim saya, Ian Douglas asal Skotlandia, membawa saya dan teman-teman menjelajahi beberapa bagian stadion untuk mengetahui secara pasti tempat saya menjalankan tugas nanti. Secara garis besar, ada 4 lokasi untuk tim Ticketing. Stadium Ticketing Center, untuk masalah-masalah paling serius. Mobile Ticket Resolution Point, untuk masalah tiket di aplikasi, Ticket Resolution Point, untuk masalah tiket fisik, dan Seating Bowl, di sini saya mengarahkan penonton ke kursi mereka masing-masing.
Masalah apa yang sering dihadapi? Biasanya sih berkaitan dengan tiket yang belum teraktivasi di aplikasi, tiket yang tidak muncul meski email pembeliannya sudah terkonfirmasi, tiket yang tidak bisa dipindai di pintu masuk, penggantian pintu masuk bagi mereka yang butuh akses khusus ke lift, sampai urusan meladeni penonton yang ngotot mau mengganti kursi supaya bisa duduk bareng teman atau keluarga, tiket palsu, dan penonton yang marah-marah karena kami tidak menjual tiket di stadion.
Eh tapi, penonton datang ke kami nggak melulu urusan tiket. Mereka juga suka nanya toilet di mana, ATM di mana, tempat menyimpan kereta dorong bayi di mana, sampai nanya di mana letak pembelian merchandise resmi. Maka dari itu, sebagai relawan kami juga perlu tau peta stadion secara menyeluruh. Selain itu, kami juga berinteraksi dengan penonton untuk sekedar menyemangati tim yang akan bertanding. Menjadi relawan FIFA memang fokus utamanya ada di penonton, kami harus memastikan mereka terbantu dan merasakan keramahan. Jangan menunggu sampai disamperin, tapi harus jeli melihat kira-kira siapa yang butuh bantuan. Jangan nunggu disenyumin, tapi senyum duluan dong. Dari pengalaman saya, justru hal-hal seru banyak terjadi ketika saya yang mengejar bola.
Walaupun namanya relawan, yang secara makna mungkin hanya sekedar tenaga bantu, tapi kami mendedikasikan waktu dan energi secara serius di sini. Contoh, sebagai relawan di bagian Ticketing, saya sudah harus tiba di stadion 5 jam sebelum jam pertandingan dimulai, bersiap di pos masing-masing sejak 3 jam sebelum pertandingan dimulai, dan harus terus berjaga sampai pertengahan babak kedua. Belum termasuk persiapan sebelum berangkat, serta perjalanan pulang dan pergi.
Itu semua menjadi rutinitas yang berbeda dari pekerjaan sehari-hari di tanah air, dan rasanya kita memang sesekali perlu keluar dari zona nyaman.
Cek juga keseruan saya jadi relawan Piala Dunia FIFA 2022 Qatar di highlights Instagram Stories @PsychoFat!
Seru kak!