Kalian sebel nggak sih? Padahal saya janjinya mau cerita di Instagram stories, tapi ternyata malah nulis di blog? Maap ya maap! Setelah menimbang-nimbang, kayaknya lebih bermanfaat cerita di sini karena lebih permanen. Siapa tau bisa ditemukan dari hasil Googling, atau kalo ada yang nanya, saya tinggal kasih tautan doang, dan… biar budaya membaca juga tetep terjaga gitu. Tsah.
Ternyata, antusiasme yang pengen terlibat di FIFA U-20 World Cup Indonesia 2023 tuh tinggi banget. Kalian yang udah kirim pesan ke saya lewat Instagram dan email, nggak puas kalo cuma dikasih tau kisi-kisi pertanyaan dari pengalaman saya di Piala Dunia Rusia dan Qatar. Pada pengen tau juga gimana proses wawancara saya dulu di kedua turnamen tersebut, mulai dari apa aja yang mesti disiapin, sampe tips dan trik menghadapai wawancara itu sendiri.
Baiklah, saya coba runut satu-satu berdasarkan pengalaman pribadi. Mudah-mudahan bisa ngasih kalian gambaran yang cukup baik. Yuk mulai. Bismillah. Oh iya, saya nggak bakal bikin pake poin-poin gitu ya, jadi biar kalian simpulkan sendiri dari apa yang kalian baca di sini.
Persiapan Umum
Kayaknya kalo ini sih kalian semua udah pasti paham deh. Layaknya wawancara pada umumnya, kita tentu harus memperhitungkan waktu dan mempersiapkan penampilan sebelum berangkat ke lokasi wawancara. Mau wawancara offline atau online, sama aja.
Untuk offline, pastikan kalian tiba setidaknya 15-30 menit sebelum jam wawancara. Tiba di sini, maksudnya tiba di lokasi persis. Bukan tiba di area parkir misalnya. Ntar malah jadi lari-lari kecil trus pas wawancara masih ngos-ngos-an. Cek di hari sebelumnya pake Google Maps, kalo bisa di jam sibuk, estimasi sampe bakal berapa lama. Karena menurut saya, kita wajib ancer-ancer terutama yang naik kendaraan umum karena seringkali tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Sisakan waktu yang cukup untuk kalian leluasa ke toilet kali-kali pengen pipis, atau mau dandan dikit sebelum wawancara dimulai.
Untuk yang online juga sama, pastikan komputer beserta jaringan dan tautan wawancara sudah siap 15 menit sebelumnya. Pastikan juga tempat kalian sepi dan nyaman ya. Tolong jangan wawancara online sambil nyetir mobil, di dalam bus, atau sambil jalan kaki. Pas kemarin saya diwawancara untuk Qatar, kebetulan modelnya group interview, ada yang begitu dan rasanya nggak sedap dipandang, menjawabnya juga jadi banyak distraksi. Keseriusan kita bisa dilihat dari hal-hal semacam itu.
Penampilan juga nggak kalah penting. Berpakaianlah yang nyaman dan rapi. Jangan terlihat lebih kece dari yang mewawancara karena bisa menimbulkan sentimen pribadi. AHAHAHA! Nggak ya. Bercanda.
Jika perlu, baca-baca lagi jawaban yang kalian kasih ketika mengisi aplikasi pendaftaran; karena biasanya pertanyaan yang dilontarkan tidak jauh dari apa yang sudah ditanyakan ketika daftar. Paling ada sedikit pengembangan aja, yang saya yakin bisa kalian jawab dengan mudah jika memang pada saat itu memberi jawaban dengan sungguh-sungguh dan sesuai kepribadian. Kalo masih merasa belum lancar Bahasa Inggris, perbanyak latihan. Baik di Rusia ataupun Qatar, kemampuan Bahasa Inggris yang diminta cukup level Intermediate, bisa ya kalian semua, in syaa Allah! Meski FIFA U-20 World Cup ada di negara kita, dan juga tidak ada relawan dari negara lain, kalo bisa pada saat wawancara tetap mencoba sebaik-baiknya pakai Bahasa Inggris sesuai yang disebut di undangan. Masuk penilaian lho. Tetep nggak pede? Ya udah boleh pake Bahasa Indonesia asal jawabannya juga bagus supaya bisa menyeimbangkan penilaian.
Wawancara untuk Piala Dunia 2018 Rusia
Jujur, ketika tau ada kesempatan untuk berpartisipasi di Piala Dunia sebagai relawan, saya gemeter gais! Udah sering saya ceritakan baik di stories ataupun tulisan di blog, kalo terlibat dalam FIFA adalah impian saya sejak umur 13 tahun. Waktu mendaftar, saya nggak punya rasa percaya diri karena merasa udah tua, umur saya 31 tahun kala itu. Apa iya bisa bersaing dengan anak muda jaman sekarang?
Ketika mengisi aplikasi, hal yang saya mantap jawab cuma di bagian esai berisi pertanyaan kenapa saya mau jadi relawan, sisanya saya cuma modal bismillah. Saya nggak punya pengalaman relawan yang berarti (cuma pernah nenteng kardus Indomie minta sumbangan tsunami Aceh), dan saya juga nggak punya kemampuan sesuai area kerja yang dibutuhkan! Pada saat itu saya taruh saja Language Specialist karena itu yang paling mendekati pekerjaan saya sebagai guru Bahasa Inggris. Bahasa yang saya bisa pun cuma Bahasa Inggris doang kan, yang sejuta umat juga bisa.
Maka, ketika saya ternyata diundang wawancara, di situ jantung saya mendadak kebat-kebit! Udah sampe tahap ini saya harus makin sungguh-sungguh. Saya pun berstrategi. Wawancara akan dilakukan online lewat Skype. Setelah mengkonversi waktu di Rusia ke WIB, saya langsung bilang ke keluarga kalo di jam segitu saya mau sendiri, jangan ada yang di rumah. Saya juga ngide memakai bendera Indonesia dan topi tinggi merah putih sebagai kostum saat wawancara, tidak lupa pipi saya warnai merah putih. Okay, call me lebay, tapi untuk seseorang yang sama sekali nggak punya pengalaman jadi relawan, saya merasa harus bisa memberi kesan dari detik pertama, apalagi wawancaranya juga cuma 10-15 menit saja.
Kenapa mau jadi relawan? Pilih kota apa dan kenapa? Kalo ada masalah dengan ketua tim, atau kamu nggak suka dengan manajer kamu, apa yang kamu lakukan? Hobi kamu apa? Bahasa apa yang kamu kuasai? adalah pertanyaan yang saya dapat.
Di bagian bahasa, meski saya cuma bisa Bahasa Inggris, saya menekankan kalau saya mau belajar frase-frase dalam Bahasa Rusia. Saya juga ditanya siap nggak untuk membiayai semua sendiri, apakah bersedia ada di Rusia selama turnamen, dan apakah siap bekerja dengan kondisi banyak berdiri ke sana ke mari. Tentu semua saya jawab ya, ya, dan ya. Saya bahkan menjelaskan bahwa saya siap resign dari kantor kalau nggak dapat izin cuti tak berbayar.
Wawancara untuk Piala Dunia 2022 Qatar
Wawancara Qatar juga berlangsung online, lewat Microsoft Teams, dan dilakukan secara berkelompok. Ada sekitar 12 orang pada saat itu, dari beragam negara. Berbekal pengalaman yang saya dapat dari Rusia, wawancara untuk Piala Dunia pertama di Timur Tengah ini berjalan dengan sangat lancar dan baik. Saya udah nggak perlu lagi merasa harus berkostum kayak nonton bola di GBK karena saya sudah siap menjawab berdasarkan dari apa yang saya dapatkan di Negeri Beruang Merah. Jadi, itulah pentingnya berani mencoba hal untuk pertama kali. Kalo gagal, setidaknya kita tau kayak gimana prosesnya dan bisa memperbaiki diri di masa mendatang. Kalo berhasil, hidup kita akan diperkaya pengalaman yang pastinya jadi nilai tambah ketika kita akan ikut kegiatan serupa nantinya.
Pertanyaan yang saya dapat adalah: Ceritakan tentang diri kamu! Apa yang memotivasi kamu melamar jadi relawan? Kualitas apa aja sih yang diperlukan seorang relawan? Pernah nggak melakukan hal dalam hidup kamu yang menunjukkan kalau kamu punya jiwa menolong dan melayani? Awas ye jangan minta jawabannya apa.
Menurut saya, kalo kelompok begini, tantangannya adalah gimana supaya kita bisa terlihat lebih bernilai dari yang lain. Selalu pasang senyum, menjawab dengan nada bersemangat, dan bisa mengembangkan jawaban menjadi salah satu kunci kita terlihat menonjol dari yang lain. Apalagi ramean kan makan waktu sejam, kalo kitanya datar, pewawancara juga ngantuk kali.
Kalo diperhatikan, sama sekali nggak ada pertanyaan tentang sepakbola ya. Dari wawancara menjadi relawan FIFA ini saya belajar, yang dicari bukan orang-orang yang suka bola, melainkan mereka yang memang siap datang dan niat menyukseskan acara, punya alasan kuat kenapa mau jadi relawan, bisa bekerja dalam tim, berkomitmen, serta punya semangat dan jiwa menolong yang tinggi meski tidak digaji. Menjadi relawan FIFA tidak ada bayaran dalam bentuk uang. Sejatinya ketika mengikuti kegiatan relawan apapun, jangan dulu bertanya apakah ada uangnya. Jika nanti dapat, alhamdulillaah. Kalo nggak, ya namanya juga relawan.
Tahap-Tahap Akhir
Kelar wawancara, yang kita bisa lakukan tinggal menunggu. Menunggu apakah kita diterima, atau tidak, atau masuk cadangan. Jika sudah diterima, cek email secara berkala untuk langkah-langkah selanjutnya. Rusia dan Qatar kurang lebih sama: tawaran posisi, konfirmasi menerima atau tidak, pelatihan online, mengurus dokumen keberangkatan, dan jadwal tugas. Udah deh!
Saya pengen nambahin, kalo kalian kayak saya, yang ketika pertama daftar jadi relawan FIFA sama sekali nggak punya pengalaman atau rasa percaya diri, kita memang harus berani beda dan berani nunjukin keseriusan. Serius dalam arti, iya saya emang belum punya pengalaman dalam kegiatan relawan, tapi saya mau belajar, mau memberikan kemampuan terbaik, dan saya yakin saya akan dapat banyak pelajaran dari kegiatan ini.
Kalo ingat, di atas saya bilang kan pas Rusia saya milih Language Specialist karena itu yang paling dekat dengan pekerjaan saya sebagai guru Bahasa Inggris. Nyatanya, mereka butuh orang yang fasih beragam bahasa. Tapi, mungkin karena mereka liat saya punya kriteria yang dibutuhkan untuk jadi relawan, maka mereka pun mau mencarikan saya posisi yang berbeda, yaitu Ticketing. Bidang yang saya sendiri nggak pernah sentuh, tapi seiring sejalan bisa saya pahami dan bisa diaplikasikan kembali di Qatar.
Ingat, yang dicari itu mereka yang punya jiwa-jiwa menolong, bisa bekerja dalam tim, mau mengambil inisiatif, dan punya semangat tinggi. Kalo kalian memiliki kualitas itu semua, kesempatan kalian besar.
Selamat menjalani wawancara para kandidat relawan FIFA U-20 World Cup Indonesia 2023!! Lancar-lancar ya. Untuk Indonesia wawancaranya ada yang offline serta online, sistem one-on-one, dan… saya kebagian jadi Pioneer Volunteer kali ini, jadi saya dapet tugas mewawancarai calon relawan!
Duh, masa tetiba berkaca-kaca. Sungguh, saya seneng banget bisa nulis ini untuk dibagikan ke kalian! Semoga kalian juga mendapat kesenangan seperti yang saya rasa ketika di Rusia dan Qatar.
Terimakasih Tulisan nya kak, terlepas apapun hasilnya nanti,
saya menunggukan waktu kita bertemu, bercerita tentang gmna impian terhadap sepakbola indonesia, ketulusan dan harapan.
Sampai waktunya tiba
Saya akan persiapkannn 😁😁
Sampai jumpa Di Palembang kak.
Semangat ya!! Nanti kalo misal interviewnya gak sama aku, gpp dadahin aja. #eh Karena kita akan di ruangan yang sama juga. Hehe.
Terima kasih banyak ka, atas advice dan insight-nya.. sangat inspiratif pol!
bersyukur banget bisa berjumpa dalam sesi hari ini, your energy was another level of excited! Hehe
Hi Rengga! Thanks for visiting my blog! It was nice meeting you too!!
Makasih kak banyak informasi yang saya dapat, doakan saya berhasil ya kak. Saya 1 jam lagi akan interview untuk volunteer Fifa U20 ini, kebetulan saya pilih volunteer di Solo ini wawancara via Zoom.
Good luck! Semoga lancar tadi interviewnya ya!
Kak sekarang rekruitmennya sudah ditahan mana? ada info kapan hasilnya diumumkan?
Sekarang msh tahap seleksi. Harusnya pada saat interview kamu dikasih tau interviewer klo pengumuman baru akan mulai dikirim secara bertahap akhir Maret/awal April.
Siap kak, soalnya waktu saya interview pertengahan februari kata interviewer hasilnya itu awal bulan ini hehe