Tahun 2011 menandai kali pertama saya melancong ke luar negeri. Sejak itu, saya pun nagih untuk terus mengunjungi beragam tempat wisata. Yah, meski cuma level domestik dan Asia Tenggara, paling jauh Nepal. Label “banyak duit” karena sering berpergian kerap direkatkan oleh beberapa teman. Padahal seorang Mita pergi pelesir bukan lantaran kelebihan uang, tapi justru mengusahakan gimana bisa punya dana liburan. Terima les privat dan terjemahan, bahkan jualan sosis serta makaroni.