Hujan Angin Di Pagi Buta

Standard

Sedikit banyak dari kalian pasti mengenal Laura Ingalls Wilder, tokoh utama di buku berseri Little House. Seingat saya filmnya dulu pernah ada di TVRI berjudul Little House On The Prairie atau diterjemahkan menjadi Rumah Kecil Di Padang Rumput.

Saya sangat menyukai pengalaman Laura dan keluarganya. Setiap halamannya bercerita dengan detail dan benar-benar menarik saya ke masa lampau di Amerika, titik waktu tempat Laura dan keluarganya hidup. Saya seperti ingin mengalami bagaimana rasanya berada di jaman itu.

Salah satu kisah yang diceritakan adalah ketika wilayah tempat keluarga Laura tinggal dihantam badai. Musim dingin yang panjang, salju yang tak juga berhenti, hujan disertai angin, persediaan makan menipis, bahan bakar hampir habis… Dan tadi malam, walaupun hanya sekitar satu jam saja, saya merasakan bagaimana seramnya keadaan ketika Laura dan keluarganya harus menghadapi musim dingin yang panjang.

Saya terbangun pukul 2 pagi untuk melepas kepergian suami kerja ke Batam. Setelahnya saya tidak merasa ngantuk lagi dan memutuskan untuk nonton film. Junkyard Dog menjadi pilihan. Dan tampaknya itu film yang bagus. Tentang seorang lelaki kurang waras yang menculik gadis-gadis untuk disekap di ruangan bawah tanahnya. Sedang asyik-asyiknya nonton, hujan turun. Hanya sekedar rintik-rintik. Tak lama bunyi angin berdesir mulai meningkahi rintikan hujan. Makin lama makin kencang dan kencang. Sampai akhirnya suara hujan pun kalah dengan suara angin. Saya ketakutan. Walaupun saya penasaran sekali dengan akhir kisah film Junkyard Dog, saya putuskan untuk masuk kamar. Anginnya terasa kurang wajar.

Ngeri adalah kata yang bisa saya pakai. Angin berdesir kencang. Terdengar seperti ada deburan ombak bergulung tepat di kuping saya. Dari ocehan teman-teman di Twitter, malah ada yang sampai tembok rumahnya terasa bergetar. Beberapa terbangun karena kencangnya angin. Badai angin ini sepertinya rata di wilayah Depok dan Jakarta. Tambah ngeri ketika saya sayup-sayup mendengar suara atap yang terangkat. Pintu kamar mandi yang ada di luar berdebam dan berdebam terkena hembusan. Selama sejam, hanya suara angin kencang saja yang terdengar. Penerbangan suami sampai ditunda ke jam 6 pagi tadi.

Selama badai angin itu, pikiran saya kemana-mana. Bagaimana kalau anginnya terus bertiup kencang dan orang-orang nggak bisa keluar rumah? Nggak bisa beli makanan, listrik mati. Kepala saya sampai menghitung berapa hari saya bisa bertahan dengan bahan-bahan yang ada di kulkas. Saya takut pohon Duku di sebelah kamar tumbang, atau ada tetangga yang sedang di luar terbawa angin. Yah, pikiran-pikiran buruk seperti itulah.

Untung angin berhenti tak lama kemudian. Saya yang sudah menahan pipis jadi berani ke kamar mandi dan melanjutkan tidur dengan tenang. Kejadian di pagi buta tadi semakin menegaskan bahwa manusia memang makhluk Tuhan yang paling sempurna, tapi alam juga punya kekuatannya. Kekuatan yang belum tentu bisa diakali oleh kepintaran manusia.

One thought on “Hujan Angin Di Pagi Buta

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s