Suami saya pernah bertanya-tanya. Di Indonesia, eh di Jakarta deh, atau di kota-kota besar di Indonesia, banyak banget restoran yang menjual masakan khas negara luar. Dari Amerika, Korea, Jepang, Meksiko… Dan nggak pernah sepi peminat. Kira-kira di negara-negara tadi, menjamur rumah makan yang menjual masakan Indonesia nggak ya?
Pertanyaan itu muncul saat kami makan siang di monViet, restoran Vietnam di fX Sudirman yang interiornya memilik daya tarik tersendiri dengan lukisan di dinding dan lampion warna-warni. Suami saya heran aja, isi menu di restoran tersebut menurutnya tidak spesial. Semacam nasi uduk, mie rebus, nasi goreng dan roti lapis. Tapi kalo nggak nyoba, kita nggak akan tau. Kami pun memesan Com Chien Cha Ca (nasi goreng otak-otak), Pho Tai (mie rebus dengan irisan daging), Teh Tarik dan Vietnamese Lime Juice.
Sambil menunggu pesanan datang, saya membaca sejarah dari monViet yang ada di dalam buku menu. Ternyata kesuksesan restoran ini bermula di tahun 1970-an saat seorang ibu meninggalkan kampung halaman untuk jualan mie di Saigon. Dagangannya laku keras selama 35 tahun, sampai akhirnya si ibu menutup kios. Anak perempuan beliau lalu membawa resep rahasia mie tersebut ke restoran tempat dia kerja, dan mulai menyajikan untuk tamu. Eh, laku juga. Di waktu yang bersamaan, anak lelakinya yang kerja di luar negeri juga sering memasak resep tersebut dan jadi populer di kalangan teman-teman. Kakak beradik itu pun memutuskan untuk bikin restoran Vietnam dengan tambahan jenis masakan yang resepnya juga didapat dari ibu mereka.
Sayang, ekspektasi tinggi saya terhadap sajian di monViet nggak terlalu terpenuhi. Terlepas dari iming-iming kalo pesanan kami merupakan rekomendasi juru masak, tapi ternyata rasanya biasa. Pho Tai berkuah ringan dan gurih, daging empuk pas tapi mie terlalu lembek. Com Chien Cha Ca berporsi besar dan nggak berminyak, dilengkapi otak-otak Ikan Dori. Minuman pesanan saya, Vietnamese Lime Juice, terasa segar karena memang dibuat dari jeruk nipis yang diperas ketika ada pesanan.
Jujur, cuma kenyang semu yang kami dapat. Alias perut penuh tapi lidah nggak puas. Haha! Baiklah, nanti biar saya ke Vietnam langsung. Mungkin, kalau saya coba makan di sana, akan lain rasa dan cerita. Sekalian mencari tau, apa ada masakan khas Sunda dijual di negara yang dijuluki Vietnam Rose ini.
halal kan ya kan kak?
Aah, jadi pingin Pho. Pernah makan pho mie halal di deket Ben Tanh Market di Saigon, enak banget. Cobain ya mit, kapan ke Vietnam?
Sepertinya memang harus ke Vietnam langsung ya untuk dapetin rasa aseli.