Kotoran Tikus dan Kehidupan

Standard

Tikus. Hama rumah yang paling, paling saya nggak suka. Mau sebersih apapun rumah dijaga, yang namanya tikus pasti bakal mampir. Mencari celah mencari cara untuk mencuri makanan, gigit-gigit bahkan buang air. (Tikus di rumah saya segede anak kucing dan bisa buka tudung saji. No kidding.)

Ceritanya saya abis bersih-bersih, and it was a nasty disgusting job. Bermula dari ketika saya pilah pilih mainan Omar mana yang perlu dibuang dan disimpan, saya menemukan beberapa butir kotoran dan tetes pipis tikus di dasar kotak mainan. Naluri manusia kalo ada yang asing, itu disentuh atau diendus. And I did that and it wasn’t a great experience. Gila jijay abis! Langsung lah saya cuci semua mainan Omar, saya jemur sampe kering dan steril kembali.

rat-440987_960_720

Belum kelar.

Lanjut meja di salah satu sudut rumah yang jadi tempat penyimpanan tas-tas. Ternyata… Ada satu tas yang bolong gede digigitin tikus dan dalamnya jadi toilet umum para tikus itu. Gosh! Beberapa tas saking udah bau kotoran, saya sampe nggak berpikir untuk cuci. Langsung meluncur ke tempat sampah.

Ada lagi.

Rak sepatu. Koleksi Converse saya juga jadi tempat mereka “buang hajat”. Frustrasi abis liatnya ya Allah… Oke, oke, saya emang udah jarang pake sepatu-sepatu itu, tapi masih bagus gitu lho! *limited edition pula*

Yang terakhir.

Lemari buku…

Saya pengakuan dosa, bagian paling atas, kebetulan emang jadi tempat untuk buku-buku dewasa macem keluaran Harlequinn atau komik-komik setengah porno yang saya beli jaman remaja dulu. Ternyata rak itu juga jadi tempat tikus eek! Hukuman Tuhan mungkin ya. Biar saya nggak nambah dosa karena masih nyimpen buku dari masa jaman hormon puber sedang tinggi-tingginya. Dan ya, nggak pake mikir langsung semua dibuang ke tempat sampah. Saya pun menghabiskan hampir sejam untuk mengeruk fosil-fosil kotoran tikus sekaligus bikin rak tersebut kembali bersih bebas bau. Kerjaan banget nggak sih…

rat-369105_960_720

Tapi dari hasil bebersih itu, saya menemukan benang merah ((BENANG MERAH)) antara kotoran tikus dan kehidupan.

Satu: Kalo kotorannya cuma sedikit, masih mau bersihin. Kalo masalahnya masih sedikit, masih mau usaha untuk cari solusi terbaik.

Dua: Kalo kotorannya banyak, dan semua udah terasa berlebihan, dibutuhkan cinta yang tinggi untuk mau bersihin. Salah satu tas yang dipipisin, itu tas Justin Bieber dan tas serat Ganja yang saya beli di Nepal. Sekuat tenaga saya nahan mual waktu pencucian saking nggak rela kalo harus dibuang. Nah, pernah liat ada orang tetap bertahan dengan pasangannya yang mungkin kalo kita liat “nggak banget” atau nggak baik? Well, seburuk-buruknya keadaan, cinta dia mungkin tetap lebih besar daripada rasa sakit hatinya.

mammal-907690_960_720

Tiga: Sebagus apapun kita punya temen atau koneksi, kalo nggak dijaga atau disapa, pada akhirnya juga nggak ada guna. Kayak sepatu-sepatu saya yang masih bagus itu; nggak saya pakai, nggak saya rawat. Buntutnya cuma masuk tong sampah karena udah diinvasi kotoran tikus.

Empat: Kadang hidup kita “dilempar kotoran” biar kita clean break, alias keluar dari situasi yang negatif secara total. Yah, seperti koleksi buku dan komik dewasa yang saya punya. Akhirnya mau nggak mau saya buang semua, karena sudah sedemikian dikotori eek dan pipis tikus.

Lima: Udah gitu aja. Nggak ada nomer lima. Daah!

Advertisement

6 thoughts on “Kotoran Tikus dan Kehidupan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s