Lower Peirce Singapura: Alasan Untuk Kembali

Standard

Tahun lalu si Bebeb sempat pelatihan 2 bulan di Singapura. (Harusnya sih 3 bulan, tapi doi nggak betah kangen istri jadi minta diperpendek.) Begitu tau kalo tiket untuk kunjungan saya akan dibayarin kantornya, saya seneng banget dong. Ditambah lagi suami tinggal di hotel selama masa pelatihan itu, maka bayangan liburan menari-nari di depan mata.

Dan ya! Saking seringnya bolak-balik, saya pun jadi lumayan tau Singapura sampe ke tempat-tempat wisata gratis, di luar tujuan turis yang hits. Dari kesemua itu, ada satu lokasi yang meninggalkan kesan dalam. Terletak di wilayah Ang Mo Kio, Lower Peirce Reservoir sesuai namanya adalah satu nama waduk.

Apa yang menarik dari waduk ini, sampe-sampe saya pengen ke Singapura lagi cuma untuk mendatanginya kembali? I’ll tell you why.

***

1 Oktober 2016. Sekitar jam 2 siang.

“Anda memasuki cagar alam, keselamatan anda menjadi tanggung jawab sendiri.” (Tentu ini aslinya tertulis dalam Bahasa Inggris.)

Saya sempat mau mundur membaca tulisan peringatan itu. Apalagi siang tadi usai hujan, suasana suram, nggak ada siapa-siapa. Di depan saya ada bukaan cukup lebar untuk masuk ke dalam hutan. Jajaran kayu-kayu rapi sebagai jalur pejalan kaki seakan memanggil saya untuk segera mengambil keputusan. Masuk hutan sendirian? Saya ragu, tapi saya sudah sampai sini. Bukan perjalanan yang mudah karena beberapa kali saya salah membaca peta, belum lagi harus berteduh lama karena hujan.

You won’t know if you don’t try” terngiang di telinga.

Akhirnya, sambil bebacaan saya melangkah masuk.

Permisi anak jin mau lewat.

Dedaunan berdesir mengucap salam selamat datang. Udara sejuk. Bekas tetesan hujan menempa muka, bermacam suara yang tidak bisa saya kenali mengiringi. Kalo awalnya saya cuma agak merinding, begitu waduknya terlihat, saya merinding beneran.

Itu air banyak banget. (Namanya juga waduk wey!) Namun karena angin bertiup kencang, permukaan luasnya seakan-akan menari liar siap menelan; tepat di depan mata, di bawah kaki. Pikiran saya mulai nggak-nggak… Gimana kalo ada buaya, atau saya kecemplung karena terhempas angin?

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Aslik! Saya udah mau langsung ambil langkah seribu, secara bener-bener nggak ada orang. Namun, seperti ada yang menahan di dalam diri untuk tetap berada di sana, kaki saya pun bergeming. (Di kemudian hari baru ketauan kalo saya salah mengambil pintu masuk; yang biasa didatangi orang, dari hasil melihat peta, ada di sisi berbeda.)

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Mencoba diam sejenak, saya menyerap sebanyak-banyaknya suara dan pemandangan, berusaha menghapus rasa takut; sampai akhirnya semua terasa familiar dan saya berani foto-foto. Dikit aja, buat bahan nge-blog, sekaligus memang apa yang saya lihat sungguh menyenangkan mata. I felt as if I were in my elements. Setelahnya, saya menghabiskan waktu dalam kesendirian. Meghirup udara dalam-dalam, menjernihkan pikiran, membiarkan waktu berlalu lambat. It was such a mind detox to be there. Kalo saja ada kursi, saya yakin bisa seharian duduk diam, cuma menatap air dan hutan, dan menikmati musik alam.

I’m glad I went to Lower Peirce Reservoir. I will definitely be back… This place is mine. Dih posesif!

32 thoughts on “Lower Peirce Singapura: Alasan Untuk Kembali

  1. Aku jg ga prnh bosen ke singapur mba, tp utk alasan berbeda :D. Aku slalu ksana pas sdh stress hanya utk main giant swing dan reverse bungy di clarke quay :D. Udh trus pulang besoknya :p. Puas aja abis triak2 naik itu, kayak semua masalah lgs ilang :p

  2. Dalam bayangan aku, Singapura itu cuma kota dataran rendah yang padat dan ramai. Oh ada hutannya yang sepi juga toh, baru tahu. Aslinya itu memang sepi pengunjung atau enggak di waktu yang tepat untuk liburan? Kok sepertinya bisa foto sesuka hati dan diam tak terganggu dengan keramaian? Lihat fotonya aku jadi inget pulau panjang di pantai Kartini, Jepara.

    • Bisa jadi karena saya dateng abis ujan, jadi sepi. Tapi memang tampaknya saya masuk di gerbang yang salah. Soalnya saya aja sampe ragu, ini beneran pintu masuknya? Hahaha… Pas liat peta, emang beda sisi. 🙂

  3. Terimakasih infonya kak. Aku penasaran tempatnya, lokasinya disebelah mananya ? Bisa beri arahan lebih jelas? Maksudnya mulai masuknya dari mana Kalo dari jalan besar atau hotel/hostel gitu. Salam kenal dari Pekanbaru , masih newbie nih ^_^

Leave a Reply to jejakandi Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s