#CeritaJamKosong #6 Tinggal Sendiri

Standard

Tahun lalu saya sempat tinggal sendiri. Kebetulan Pak Suami lagi pelatihan beberapa bulan di Singapura dan sohib saya Peter harus terbang ke kerjaan barunya di Cina, meninggalkan apartemen yang sisa 3 bulan tapi sudah dibayar lunas setahun.

You just stay there until the contract ends. No need to pay, just take care of it. It’s perfect dude. It’s just a 10-minute walk to the office and you can make use of all the facilities,” ujarnya kala itu.

Saya tentu saja menerima dengan senang hati, dan Pak Suami menyetujui. Siapa sangka, tinggal sendiri ternyata cukup berfaedah ((BERFAEDAH)).

1. Hidup lebih sehat

Jarak yang cuma selemparan batu dari kantor bikin saya bisa beristirahat cukup. Biasanya, sampe rumah aja udah jam 11 malam dan esok harinya kudu siap-siap dari jam 9 pagi. Rumah cuma jadi tempat numpang tidur. Tapi di apartemen Peter, jam 9.30 saya sudah nyaman di ranjang dan besoknya bisa mandi jam 11 siang. Ukuran apartemen yang kecil juga bikin saya rajin bersih-bersih; nyapu, ngepel, dan cuci baju secara manual. Belum lagi kolam renang, ruang gym dan sauna yang bisa digunakan setiap saat.

Jpeg

2. Belajar atur keuangan

Di rumah, tiap hari Mama pasti bawain masakan. Saya cuma perlu keluar uang untuk makan sekali di kantor karena kalo sore Mama juga bawain masakan lagi. Di apartemen nggak bisa gitu, saya harus atur untuk makan tiga kali sehari dan juga biaya listrik yang ternyata lumayan juga.

Jpeg

3. Punya lebih banyak waktu untuk berpikir

Memang, di rumah yang saya tempati hanya ada saya dan suami. Namun karena itu rumah nenek, maka tiap hari selalu ada yang berkunjung, terutama akhir pekan. Kadang agak sulit menemukan waktu yang pas untuk benar-benar menyendiri dan kontemplasi. Tiga bulan di apartemen sungguh telah menjernihkan pikiran. Nol gangguan. Hanya saya dan saya dan saya. Banyak ide lahir, banyak solusi tercapai.

Jpeg

4. Belajar berani

Saya lupa lantai berapa tepatnya saya tinggal. Kadang kala malam, suka ada bunyi seperti jendela diketuk. Udah pasti kalo itu kejadian di rumah Depok saya bakal cek, ada apa. Tapi di apartemen, saya tahan diri untuk cuek. Bok, siapa juga yang ngetuk jendela apartemen di atas gitu?

Jpeg

5. Makin menyadari bahwa saya mencintai keluarga

Terlepas dari segala kenyamanan yang saya dapat dari tinggal di apartemen Peter, selalu ada perasaan hangat berbeda ketika tiap minggu saya pulang ke rumah. Aroma yang saya kenal, letak benda yang saya hafal, tempat tidur yang pas untuk tubuh saya, wajah-wajah yang telah saya kenal dari lahir… Nggak heran tercipta lagu tentang tanah air. Biar bagaimana pun “rumah” adalah yang terbaik, meski kadang suka juga merindukan tinggal sendiri lagi, terutama kalo lagi banyak ide menulis, atau ketika hujan turun deras…

Jpeg

19 thoughts on “#CeritaJamKosong #6 Tinggal Sendiri

  1. Saya sekalipun belum pernah ngekos mbaaak,,sekalinya keluar dari rumah waktu nikah. Pindahnya pun langsung ke gurun hahaha. Ada satu pertanyaan nih mbak,,klo di apartemen di Indo bakal kenal tetangga kanan-kiri ga ya?

    • Aku selama 3 bulan di sana sih nggak kenal siapa-siapa. Haha… Kalo emang warga di sana sih mungkin saling kenal ya, karena ada semacam Pak RT-nya juga. Mbak Ayu pindah ke gurun di mana? Hihi…

  2. Aku hidup sendiri dr 10 tahun, sejak jadi mahasiswa sampai kerja. Pernah ngekos dr kamar mandi di luar, tanpa AC, kamar mandi di dalem + AC sampai kos eksklusif yg ada fasilitas kolam renang. Sebelum menikah sempat ngerasain tinggal di apartemen ekonomis. Tiga bulan menikah kemudian diboyong ke rumah mertua.

    Adaptasi pas tinggal bareng orang lain itu syuper syekali

  3. Berani banget ya mbak, ada yang ketuk ketuk dan sendirian aja di sana… Kalau aku langsung lariiiii…kalau enggak paling besoknya nyari teman, adik, ibuk, atau Mbak… Heeeeheee

  4. Saya pernah ngekost aja waktu kuliah. Tapi ngekost enggak bisa disamakan dengan tinggal sendiri ya. Karena satu rumah isinya banyak walau di kamar sendiri 🙂 dulu kost saya ada 18 kamar 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s