Di dua tulisan sebelumnya, saya bercerita tentang pekerjaan yang saya lakukan selama Piala Konfederasi FIFA 2017. Ada saat saya bertugas di luar stadion di hari pertandingan, dan itu cukup membosankan karena kurang menantang; saya cuma berdiri saja sambil menunggu kalau ada masalah dengan tiket penonton. Untuk menyiasati supaya lebih ceria, saya dan teman-teman yang bertugas biasanya bergoyang mengikuti irama lagu yang diputar, atau menyapa para penggemar sepakbola yang berdatangan menyemuti stadion.

Beragam pendukung tim nasional dengan atribut unik terlihat. Bendera negara, wajah di-cat, topi khas, sampai kostum tradisional. Ada satu pendukung Meksiko berkursi roda, memasang GoPro di kepala supaya bisa merekam sepanjang pertandingan.

Ada pula seorang penonton yang tiba-tiba mengajak saya berfoto dengannya. Lelaki ini bilang dia berasal dari Samara, kota keenam terbesar di Rusia. Dia bertanya dari mana saya berasal, dan memuji saya beruntung karena bisa lolos seleksi Piala Konfederasi FIFA 2017. Sayang, saya nggak nanya namanya. Dan karena dia manis, gantian saya ngajak dia foto bareng.

Yang paling luar biasa sih waktu ada dua pasang fans Rusia berkostum tradisional Tatarstan. Selain pakaiannya menarik, mereka juga tinggi banget!! Saya cuma sukses menyamai pundak mereka, dan leher mereka sebesar kepala saya. Bikin saya teringat Hagrid-nya Harry Potter.

Para penggemar yang datang memenuhi Arena, nama stadion Kazan untuk Piala Konfederasi, menjadi pemandangan menyenangkan mata. Lagu kebangsaan yang mereka kumandangkan, yel-yel yang mereka teriakkan, menjadi penyemarak selama kejuaraan. Duh, kapan ya Gelora Bung Karno selesai direnovasi? Udah kepengen datang lagi ke sana, menyanyikan Indonesia Raya.