Mengejar Cristiano Ronaldo

Standard

Siapa coba yang nggak kenal Cristiano Ronaldo? Pemain asal Portugal yang bermain untuk klub Real Madrid. Bukan penyuka bola pun pasti tau nama dan wajahnya.

Beberapa hari sebelum pertandingan Portugal lawan Meksiko diadakan di Piala Konfederasi FIFA 2017, saya pergi ke stadion tempat latihan tim Rubin Kazan Football Club. Dengan petantang-petenteng saya melewati barisan keamanan dan mendadak seorang petugas menyuruh saya berhenti dan melarang saya masuk.

“Kartu akreditasi kamu nggak ada akses untuk ke sini,” katanya.

“Lah, saya mau ke toko merchandise, mau beli kaos bola.”

“Nggak bisa, Cristiano Ronaldo lagi latihan sama tim Portugal.”

“Saya kagak mau liat dia, saya cuma mau beli baju bola Rubin Kazan.”

Semua percakapan di atas meski singkat, tapi melelahkan. Saya cuma bisa Bahasa Inggris, dan dia cuma bisa Bahasa Rusia. Kami bicara dengan bahasa tubuh yang nggak karuan, demi supaya satu sama lain saling memahami. #drama

Singkat cerita, ada laki-laki yang akhirnya datang melerai. Doi bisa berbahasa Inggris dan darinya saya diberi tau kalo toko merchandise lagi tutup karena memang Russian Premier League baru akan mulai lagi bulan depan. Yowes, saya balik arah. Nggak jadi kesal sama Cristiano Ronaldo. Kirain gegara dia semata saya jadi nggak boleh masuk.

Saya memang bukan pemuja CR7. (Buat yang belum tau, CR itu singkatan namanya dan 7 adalah nomor punggungnya.) Entah ya, tapi saya punya sentimen pribadi sama dia yang tidak bisa dijabarkan. Haha! Setiap kali ada yang memuji-muji Cristiano, saya melengos. Tapi saya akui, saya ikut bersemangat juga ketika di suatu sore saya tidak sengaja menjumpai kerumunan yang sedang menunggu dia keluar hotel.

Saya, Olga, Regina dan Armania baru saja kelar jalan-jalan di Blue Lake, sebuah danau berair jernih di dalam hutan Kazan. Rencana kami untuk menutup hari adalah pergi ke satu gedung bangunan yang dindingnya ada graffiti Cristiano Ronaldo. Saya pikir, boleh banget nih untuk di-posting di Instagram. Bermodalkan Google Maps, kami pun berkeliling mencari gedung ini di sekitaran Ramada Hotel.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Olga, Armania, Regina.

Usut punya usut, Ramada Hotel ternyata jadi tempat menginap tim nasional Portugal. Pantas saja orang-orang pada rame ngumpul, berharap si bintang lapangan keluar dan menebar senyum serta membubuhkan tanda tangan. Sukur-sukur bisa selfie.

Meski sempat berada di kerumunan tersebut, kami akhirnya memutuskan untuk mencari graffiti-nya saja. Tiga kali mengitari blok yang diduga menjadi lokasi graffiti berada, tak kunjung kami menemukan. Malah grafitti macan yang kami jumpa. Baru setelah kami melihat ada wartawan merekam lewat celah satu gerbang, kami mengetahui di dalam situlah si graffiti idaman berada.

Processed with VSCO with e3 preset

Processed with VSCO with e3 preset

Wah, ada petugas yang menjaga! Kalo wartawan aja dilarang masuk, apalagi kami? Untung aja kami punya Olga, kecantikan khas Rusia-nya ditambah tutur katanya yang lembut berhasil melunakkan si ibu penjaga. Setelah kurang lebih sepuluh menit menunggu, kami diizinkan masuk!! Satu pesan, jangan berisik.

Sambil menahan tawa bahagia, saya dan teman-teman gantian mengambil foto. Bagus memang! Penuh warna. Wartawan dari Sport 1 Portugal bahkan sempat merekam kenorakan kami. Setelah puas, kami beranjak pergi, memeluk ibu penjaga dan…

Pekikan girang yang kami tahan karena berhasil foto di sana pun keluar dari mulut tatkala kami sudah berada di jalan raya. Terutama Regina, dia naksir berat dan foto dengan graffiti Cristiano Ronaldo aja udah terasa seperti bertemu beneran. Ihiy!

3 thoughts on “Mengejar Cristiano Ronaldo

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s