Membeli Udara.
Adalah judul single terbaru band asal Balikpapan, Superego, yang rilis 20 September 2017. Lewat aplikasi Rottentank (wadah untuk mendengar lagu-lagu berlabel indie di Asia Tenggara) yang tersedia di App Store dan Play Store, penikmat musik silakan sedot gratis karya terbaru Superego yang diharapkan bisa menyaingi album teranyar Noah yang rilis di minggu yang sama.
Tadi malam saya sempat ngobrol bareng drummer mereka, Rendy Asra, mengenai hal-hal seputar musikalitas Superego. Minus Cencen (gitar), Anton (bass), dan Yuswo (vokal), perbincangan kami ternyata cukup seru meski Rendy terkenal sebagai anggota paling serius.
Hey gan, gimana kabar Superego?
Hai gan! Kami berempat dalam kondisi baik, sehat, dan berbahagia. Anton baru jadi pengantin, saya baru punya anak, Mas Yuswo akhirnya kesampaian nonton Foo Fighters live, dan Cencen berhasil bikin lima lagu dalam dua bulan ini. Catet ya gan, 20 September 2017 single baru kami rilis secara kolektif, nantinya bakal jadi bagian dari album terbaru.
Siap gan! Tapi kenapa memilih untuk ngeluarin single? Kenapa nggak langsung nelurin album aja langsung? Kan lumayan tuh udah mau dua tahun dari album terakhir.
Sebenernya kalo tentang album baru, kami juga berencana untuk rilis secepatnya. Tapi biasa lah, karena isu standar band, masalah jarak, waktu yang bikin kami kadang berada di 4 kota berbeda, progress-nya bisa dibilang agak lambat. Ide lagu sih selalu muncul dan saling lempar, kayak tahun lalu kami ada lima lagu yang salah satunya “Kala Melawan” dilepas November 2016. Dan bulan ini giliran “Membeli Udara”. Yaaa… Paling logis album baru keluar tahun depan.
Sip! Kita ngomongin “Membeli Udara” aja kalo gitu. Ini ada cerita di balik terciptanya nggak?
“Membeli Udara” itu sudah dari beberapa tahun lalu liriknya jadi, pas masa Pilkada. Saya dan Anton lagi dalam perjalanan menuju Samarinda, melintasi Bukit Soeharto. Ada jargon satu calon yang isinya “mengabdi dan bekerja” dan entah kenapa kok teringat terus kata-kata itu, sampai akhirnya menjadi benang merah tema lagu. Tentang memandang Indonesia dari sudut pandang apatis; semacam menghidupkan harapan bahwa kita ini Macan Asia yang sudah utopis, namun sesakit apapun kenyataan, kita nggak pernah bisa berhenti mencintai Merah Putih, mencintai Indonesia.
Gils! Dalem juga ya gan. Proses rekamannya sendiri gimana?
Lancar aja itu sih. Mulai rekaman Februari 2017, setelah aransemen matang kami langsung rekaman di Mia Record Balikpapan untuk semua instrumen kecuali drum, dan Backstage Studio untuk take drum. Mix sama mastering kembali kami percayakan ke Mas Arie Wardhana dari Backstage Studio yang juga menangani album Pulih.
Kalo melihat Superego dari sejak rilis album Pulih, ada yang beda nggak?
Bedanya mungkin lebih ke intensitas manggung, dan kami juga jadi semakin komitmen untuk berkecimpung di dunia musik Borneo meski harus tumpang tindih dengan kerjaan utama.
Apa manggung paling berkesan dalam setahun ini?
Record Store Day 2017. Kami manggung tanpa Yuswo yang masih beresin kerjaan di Singapura, terpaksa cuma bawain lagu yang Anton bisa, wah ternyata cukup sukses dan nggak fals. Musik Rimba Sangatta juga sama berkesannya, venue bagus sekali dan ide ngadain acara musik di tengah hutan itu keren banget.
Nggak ada kejadian mistis waktu manggung tengah hutan gitu?
Haha! Jadi inget film IT yang baru saya tonton. Tapi nggak, nggak ada mistis-mistis, aman terkendali.
Suka nonton film juga gan?
Lumayan sering, karena di rumah emang nggak nonton acara TV. Paling nyalain TV buat main game atau muter film. Terakhir saya ngulang nonton trilogi Batman-nya Nolan. Ini nilai cult-nya sama dengan trilogi The Godfather buat saya.
Kalo musik, lagi dengerin apa aja nih sekarang?
Hm… Lagi seneng-senengnya sama album solo Adrian Yunan, Kvelertak yang album Nattesferd, Jason Ranti… dan TVSkabel.
Kalo diminta ngasih lima nama band atau musisi Kalimantan Timur yang direkomendasikan, bakal nyebut siapa aja?
- Hatenemy. Band ini bahaya banget. Baru rilis album baru, edan, brutal, dan hajar bleh!
- Dede Rukka. Sempet menghilang sejenak, baru muncul lagi dengan satu single. Semoga dalam waktu dekat beliau bisa rilis album penuh.
- Infact. Lagu-lagunya adalah anthem menghajar rutinitas harian. Harga diri, harga mati! Udah cukup menjelaskan, kan?
- Black Dog. Kemarin liat mereka live saat membuka The Stocker. Band keren asal Balikpapan, long live rock ‘n roll! Semoga nggak bubar dan segera keluarin single atau album.
- Zwageri Buceros. Selalu memuaskan dan brutal di panggung, walaupun dulu saya kurang suka dengan gaya mereka yang ala ala Slipknot. Tapi dengan konsep musik yang sekarang, saya nggak sabar nunggu album mereka yang kabarnya akan segera rilis.
Wadidaw luar biasaaa! Thanks banget gan untuk bincang-bincang kita yang berfaedah ini.
Sama-sama gan! Jangan lupa ya, donlot “Membeli Udara” tanggal 20 September 2017 lewat aplikasi Rottentank di App Store dan Play Store.