Privet!

Eh, saya pernah cerita nggak sih kalo kerja jadi relawan di bagian ticketing itu nggak pernah ngebosenin karena kerjaannya selalu beda? Jadi secara garis besar kerjaan ticketing dibagi ke beberapa posisi. Ada yang di kantor untuk urusan beli tiket, cetak tiket, ditambah urusan tiket-tiket bermasalah, ada yang di luar stadion untuk bantu ketika ada tiket yang nggak bisa dipindai atau hilang (sekaligus ngasih tau pintu mana yang dimasuki penonton), dan ada yang di dalem stadion untuk ngitung dan ngecek kursi, bantu penonton nyari nomor tempat duduk, toilet, atau tempat jajan. Keliatan sepele, tapi tetep semua itu harus dilakuin sepenuh hati karena faktanya capek meski menyenangkan.

Di minggu ketiga di Rusia (gileee nggak berasa!) akhirnya saya dapet juga kesempatan kerja di dalam stadion. Saya bener-bener menantikan ini banget karena simply I just love being inside the stadium bowl! Ada perasaan mendebarkan yang aneh ketika berada di sana. Pekerjaan pertama saya di stadion sepanjang Piala Dunia 2018 di Kazan adalah… ngitung dan ngecek kursi penonton, dua hari sebelum pertandingan Korea Selatan melawan Jerman. Bayangin ya, Kazan Arena punya 40,000 lebih kursi dan hari itu dicek sama sepuluh relawan. Mana cuaca lagi 45 derajat Celsius. Tapi peluh nggak berasa karena saya memang sebegitu bahagianya bisa ambil bagian dalam kejuaraan sepakbola terakbar ini.

Di pertandingan Korea Selatan melawan Jerman tanggal 27 Juni 2018 jam 3 sore waktu setempat, kembali saya dapat bagian kerja di dalam stadion. Interaksi dengan penontonnya kuat, vibe-nya luar biasa, dan beberapa kali saya sempat netesin airmata merasa emosional karena biar bagaimana pun ini adalah hal yang saya bayangkan 20 tahun lalu dan sekarang jadi nyata. Oke, tentu saja 20 tahun lalu saya nggak membayangkan untuk jadi relawan Piala Dunia, tapi kalian ngerti lah maksud saya. Pokoknya pengen jadi bagian dari Piala Dunia dah!

Sore itu saya sibuk mengantar penonton ke kursi, memastikan mereka nggak duduk di nomor yang salah. Ada satu pendukung asal Korea Selatan yang mungkin bingung mau duduk di mana, dan di satu sisi malu bertanya karena tidak bisa Bahasa Inggris atau Rusia, maka jadilah dia duduk di sembarang kursi. Saya sampai dua kali didatengin penonton yang protes karena kursinya udah terisi orang, dan… orang Korea Selatan ini yang lagi-lagi saya temui duduk sesuka hati. Dengan sedikit memaksa, saya minta dia nunjukin tiket dan mengantarnya ke kursi yang seharusnya. Duh kocak! Saya juga sempat jadi tukang foto dadakan untuk mereka yang mau berfoto dengan latar Kazan Arena, salah satunya adalah penonton Indonesia asal Surabaya!

Oiya menjawab beberapa pesan di direct message Instagram, “Jadi relawan enak dong bisa nonton bola langsung, gratis pula!” Hmmm… Nggak 100 persen bener ya. Karena kami datang ke sini untuk kerja, maka sebenarnya kami harus fokus ke pekerjaan saat pertandingan berjalan. Cuma bisa ngintip-ngintip doang sesekali. Atau kalo udah lewat 20 menit dari awal babak, biasanya pimpinan tim kasih kode untuk ke tempat tersembunyi untuk nonton. Namun, memang ada beberapa fungsi kerja (biasanya yang kerja di bandara atau kantor akreditasi), mereka jadi pemegang bendera di pembukaan pertandingan atau dihadiahi tiket nonton gratis, karena kerjaan mereka nggak berhubungan dengan stadion secara langsung. Walaupun begitu, sama sekali saya tidak merasa rugi atau nyesel. Pengalaman bekerja untuk FIFA udah sebegitu membanggakan!

Nantikan cerita saya selanjutnya ya! Dan cek hestek #CatatanRelawanPialaDunia di Instagram untuk melihat foto-foto kegiatan saya di Piala Dunia FIFA 2018 Rusia.

Dasvidaniya!