Harusnya sih ini ditulis bulan lalu. Tapi berhubung masih sakit hati jadi males-malesan. Hahaha… Begini lho, kan saya menang kuis Indovision. Hadiahnya akses untuk ikut acara meet and greet Peter Schmeichel. Para gibol alias gila bola pasti tau beliau, kiper Manchester United era 90-an. Badannya tinggi besar, kelahiran Denmark. Saking senangnya, maka berangan-angan deh tuh. Mau minta tanda tangan, mau foto bareng, mau kasih oleh-oleh… Tambah lagi pas ngambil undangan, dibilang bakal makan malem bersama. Wuih!!!

Hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013 dengan gagahnya saya pergi sendirian ke Kuningan City, pake baju Manchester United warna merah, dengan tas berisi VCD Peter Schmeichel, kaos kiper titipan teman, spidol dan Blangkon yang nantinya akan saya hadiahkan ke sang kiper legenda. Beruntung walaupun datang sendirian, di sana saya berkenalan dengan orang-orang yang akan ikutan jumpa penggemar, jadi nggak malu-malu amat.

Agenda pertama adalah daftar ulang. Panitia membagikan tiket dan ID card bertali ungu dengan tulisan VIP. Lalu, dilanjutkan dengan makan malam di Hummingbird. Baru deh nantinya sesi temu kangen sama Schmeichel. Awalnya saya kira Schmeichel juga akan ikut makan sama kami. Tapi batang hidungnya nggak juga nongol. Saya cuek. Menu yang disajikan Hummingbird enak banget!! Bungkam mulut saya, cuma asik ngunyah. 😀

Selesai makan, keberadaan Schmeichel belum juga terendus. Akhirnya saya dan pemenang kuis lainnya pun langsung menuju gedung di sebelah Kuningan City, yang menurut jadwal jadi lokasi acara meet and greet. Nunggunya lama banget! Tambah bikin nggak sabaran waktu orang Indovision bilang Schmeichel lagi makan bareng Ahok, Wakil Gubernur Jakarta. Pantesan nggak muncul-muncul!

Di ruangan kotak berdinding cat putih saya dan teman-teman baru saya duduk menantikan Schmeichel… Tambah lemas waktu (lagi-lagi) orang Indovision bilang Schmeichel belum tentu bisa kasih sesi tanda tangan dan foto bareng, mengingat ngaretnya acara dari yang dijadwalkan… Mulai deh mata berkaca-kaca. Tepat saat itu juga mendadak ada bunyi tepuk tangan. OH WOW!! Schmeichel datang!!! Tinggi besar dan ganteng meski sudah berumur!!! Akkkk!!! Nggak nyangka bisa sedekat itu. Sedihnya, beliau cuma basa-basi nyapa, foto rame-rame dengan seluruh penggemar yang hadir, dan… sekian!! Ruangan pun ditinggalkan…

Sumpah nggak puas banget!! Saya merasa sia-sia menang kuis berembel-embel undangan VIP meet and greet. Apaan yang VIP?! Cuma gitu doang, nggak sampe 5 menit. Saya kecewa. Marah. Merasa dibohongi. Kalo menurut undangan, harusnya kami punya kesempatan satu jam, bukan 5 menit begitu. Gara-gara kelamaan makan malam sama Ahok, masa kami jadi disingkirkan?? Lalu saya teringat Blangkon yang saya khusus bawa. Saya kejar Schmeichel, sampe didorong-dorong sama petugas keamaan yang lagaknya belagu. Saya bodo amat. Saya teriak panggil namanya dan dengan sukses menyerahkan langsung Blangkon tersebut ke beliau. Entah nantinya dia bawa pulang ke Denmark, atau malah dia lupa dan tertinggal begitu aja, saya nggak mau pikirin. Yang ada tambah sesak dada. 😦

Sepanjang sisa malam itu, saya cuma diam. Sekitar saya rame oleh penggemar Manchester United, tapi hati saya hampa… Saya udah nggak napsu untuk melanjutkan sampai akhir acara. Saya kesal sama Ahok! Saya yakin pasti dia berteman dengan pengusaha yang bawa Schmeichel ke Indonesia. Saya yakin pasti dia minta diajak ketemuan. Saya yakin si pengusaha itu nggak enak kalo nolak permintaan temen sekaligus Wakil Gubernur Jakarta. Saya nggak suka Ahok meluruhkan impian saya. Saya pun pulang… Dengan perasaan nggak bahagia… Dan sekarang, setiap ada nama Ahok disebut atau muncul di judul berita, saya emosi.