Ada sepercik cerita tertinggal dari liburan saya di Bali awal Februari lalu. Saat itu saya dan Dini sedang menunggu datangnya pesanan kami di Umah Pizza. Karena dilanda bosan, saya celingak-celinguk memperhatikan sekeliling sampai pandangan saya tertumbuk ke pengisi meja arah jam 4.
Seorang tua renta, bule, berpakaian seperti polisi hutan duduk dengan ditemani boneka. Boneka kucing kata Dini; dari tempatnya dia bisa melihat jelas. Si kakek tersebut berbicara ke si boneka. Seperti mendiskusikan sesuatu. Seperti sepasang sahabat berbincang-bincang. Hanya saja yang saya dan Dini lihat, boneka tersebut tidak membalas, tapi entah di dunia si kakek. Bisa jadi mereka asik ngobrol.
Saya dan Dini pun iba. Dan menduga-duga.
“He probably lost his dearest someone, and that stuffed animal belonged to him or her.“
“Or he may be autistic, and it’s awesome that he’s so independent and able to travel all by himself.“
…..
“Or he’s probably just lonely…“