
Sumber foto: http://www.cvplaza.com/
Beberapa tahun terakhir saya kerja di kantor yang punya target penjualan, dan mendapati banyak meeting yang “nodong” kapan target tersebut akan dicapai. Perasaan dikejar-kejar seperti itu seringkali bikin stres. Terlihat jelas raut muka tegang menjelang akhir bulan. Saya maklum sih, demi bonus diterima, ya harus siap dengan tenggat waktu yang diminta si bos. Namun, ada satu pertemuan yang membekas. Pertemuan yang bukan memotivasi kami untuk mengejar bonus, tapi mengejar passion.
Eh? Passion? Maksudnya hobi, minat dan ketertarikan gitu?
Iya! Hal-hal yang bikin kita bersemangat, berhasrat dan menggebu. Nggak banyak lho yang bisa menjawab ketika ditanya, “Apa passion kamu?” Seringkali saya bertanya tentang hobi ke orang baru yang saya kenal, dan jawaban mereka hal-hal standar macam tidur, makan, nonton TV, dengerin musik. Lho? Tiga kegiatan terakhir emang nggak boleh dibilang hobi? Boleh, boleh. Tapi passion bukan hal yang kita lakukan untuk sekedar menghibur. Passion adalah hal-hal yang punya keterikatan kuat, yang bikin kita rela melakukan lebih dari 100% saking cintanya kita pada hal tersebut. Makan baru bisa dibilang passion kalo kita sampe mempelajari bahan-bahan yang ada, sampe rela cari restoran yang rasanya mengguncang dunia.
Balik lagi ke meeting dengan si bos. Dia bilang, “Masa depan lo bukan ditentukan dari apa yang lo lakukan di pekerjaan, tapi dari apa yang lo lakukan di waktu luang.” Rata-rata orang bekerja untuk sekedar mendapat penghasilan, tidak banyak orang kerja sesuai dengan bidang yang diminati. Kebanyakan orang pun hanya menghabiskan akhir pekan untuk hura-hura.
Jadi nggak boleh gaji gue dipake untuk hura-hura? Suka hati gue lah, hidup-hidup gue! Sabar, sabar. Saya lanjut nih. Adalah penting jika seseorang mempunyai minat karena itulah yang bikin mereka “hidup”. Orang yang punya minat, walaupun mereka benci dengan pekerjaan mereka, tapi akan selalu melewati hari-hari kerja dengan semangat. Karena di kepala mereka terus terbayang akan mengerjakan minat mereka di sela-sela kerja, setelah kerja atau di hari libur. Hura-hura boleh, tapi itu kebahagiaan semu, bukan kebahagiaan hakiki yang didapat dari melakukan apa yang kita cintai. *sedap*
Beranjak dari situ lah saya pun berpikir-pikir. Apakah mengajar merupakan passion saya? Singkat cerita, setelah melewati pertapaan cukup panjang, saya menyadari bahwa bukan mengajar lah yang menjadi minat. Saya bisa bertahan ngajar selama hampir 13 tahun karena di dalamnya ada minat saya, yaitu bertemu orang, berbicara dan Bahasa Inggris. Saya juga suka sekali membaca, apa kegiatan ini merupakan passion saya? Tidak juga, tapi dari membaca saya jadi senang menulis. Sejak kecil saya menuangkan segala kejadian ke buku harian, dan sebagian dijadikan cerita pendek yang dimuat di majalah-majalah. Maka menulis lah yang menjadi passion saya.
Pertemuan dengan si bos bikin saya tertantang melakukan lebih untuk passion saya tersebut. Iseng-iseng saya pun daftar ke Kelas Penyiar Indonesia. Meskipun ada embel-embel penyiar, sesungguhnya kelas ini mengajarkan ilmu-ilmu public speaking. MC, pembaca berita, penyiar, bahkan menulis naskah! Cerita lengkapnya nanti saya tulis terpisah. Hehe…
Nah, kalo kalian sendiri, sudah punya passion? Kalau belum, katanya sih coba ingat-ingat, waktu kecil kita suka ngapain, hal-hal apa yang selalu kita ngotot lakukan. Boleh tanya ke orang tua. Siapa tau kan, dari cerita beliau kita menemukan apa minat terpendam kita.
Yuk bikin hidup kita lebih “hidup”!
aku passionnya jalan-jalan kak ciat-cita jadi penyiar acara jalan2 bisa gk kak itu ahha
Bisa dong. Aamiin…
apapun yang kita suka kalau dijalani akan bahagia, tapi belum tentu yang awalnya gak mau tapi malah jadi suka. Semua tergantung bagaimana kita mneyikapi. Saat aku harus berhenti kerja di farm ayam, di kotaku hanay ada peluang untuk mengajar. Awaknay hanay iseng agar tak nganggur tapi aku jadi mencinati pekerjaanku
Iya betul, passion itu memang bukan minat yang kita tentukan di awal. Kita tau itu passion justru setelah menjalaninya.
Waktu kecil? Aku ngotot keluar rumah, sepedaan keliling kampung, masuk hutan, mandi di kali, nanjak bukit. Kalo laper/haus, manjat pohon kelapa ngambil buahnya. Kadang, kebun jagung/singkong punya org pun jd sasaran. Haha. Masa SMP, pun ngotot kabur dr rumah untuk camping pramuka. Waktu itu dilarang ortu sih. Jd passionku apa mit? Haha… *udah kangen mbolang nih, huhuhu*
Itu sudah passionnya. Mbolang. Haha…