“Halo Mbak Mita, kami dari Blue Bird mau mengabarkan kalo Mbak terpilih jadi salah satu pemenang nonton final Piala Suzuki AFF di Bangkok,” kata suara di seberang sana.
Mencoba tetap tenang, saya bertanya, “Ah yang bener Mbak?” Tapi tepat setelahnya air mata merebak, saya nggak bisa menutupi rasa girang dan agak-agak nggak percaya kalo hanya dalam hitungan jam Tuhan mendengar doa-doa saya…
***
[Untuk teman-teman pembaca yang belum tau, Piala Suzuki AFF (ASEAN Football Federation) dulunya bernama Piala Tiger dan merupakan ajang sepakbola internasional dua tahunan antar negara-negara ASEAN. Tahun ini tanah air tercinta Indonesia sukses masuk final bersama Thailand.]
Ketika Tim Garuda -sebutan untuk tim nasional Indonesia- merangsek ke semifinal, saya bertekad akan nonton langsung. Perjuangan mengantri tiket online selama 15 jam, plus 9 jam karena tetiba teman suami nitip dibeliin, plus 3 jam berdiri untuk tukar tiket fisik, berbuah kemenangan 2-1 atas Vietnam di Stadion Pakansari Cibinong. Seneng? Yoi! Apalagi di putaran kedua semifinal yang berakhir 2-2 berhasil mengantar Indonesia ke final lawan Thailand, sang juara bertahan.

Stadion Pakansari, Cibinong.
Di situlah mulai terjadi kegalauan besar dalam hidup saya… Final putaran pertama rupanya terjadwal di hari Rabu jam 7 malam! Nggak mungkin banget saya bisa nonton, baik di TV apalagi di stadion. Kelas-kelas sudah terpampang dan wajib saya ajar sampai jam 9 malam. Mau nggak mau, hati ini harus merelakan hanya nonton putaran kedua di TV.
Tapi gue mau nonton langsung… Tapi kalo nonton langsung di Bangkok gue nggak punya uang…
Berhari-hari saya terusik oleh pikiran-pikiran macam itu. Susah tidur. Gelisah. Kemenangan 2-1 di putaran pertama pun cuma bisa sedikit mengurangi keresahan. Betapa inginnya saya mendukung tim nasional Indonesia bukan dari layar kaca! Sayang, mau diitung kayak gimana, tetep nggak ada dana. Apa saya perlu nunggu pesawat lewat dan teriak, “OM TELOLET OM KAPAL BAGI DUIT!”?
***
Orang bilang pertolongan Tuhan itu dekat.
Kamis pagi, sepupu saya mengabari kalau perusahaan taksi terbesar di Indonesia mengadakan kuis yang hadiahnya dibayarin nonton final Piala Suzuki AFF di Bangkok. Spontan jempol ini membuka akun Instagram @BlueBirdGroup. Melihat syarat lomba yang nampaknya mudah untuk saya penuhi, badan saya langsung dingin. Dengan gemetar saya mem-posting 4 video dan 1 foto yang menunjukkan keseruan saya nonton Piala Suzuki AFF. This could be my only chance! The feeling was so strong I wanted to puke. Man! You had no idea how I wished to win. Dan 2,5 jam setelahnya, Tuhan pun menjawab kemauan saya…
I cried happy tears.
Bisa dapet tiket pesawat dan nonton final gratis aja udah cukup banget untuk saya. Nyatanya, ketika para pemenang dikumpulkan di grup WhatsApp, kami mendapat lebih dari itu. Kamar hotel, asuransi perjalanan, transportasi, makan dan uang jajan juga dikasih dari Blue Bird Group! Maka maklumi kenorakan saya pamer-pamer kemenangan ini di segala sosial media. I will travel like a boss!
***
Sabtu 17 Desember 2016 jam 5.30 pagi, Silver Bird berjenis Mercedes Benz siap sedia di depan rumah. Mewah kakak! Hitam mengilap dengan interior eksklusif, punggung saya menyandar nyaman di kursi mobil dan dengkul ini senang karena dapat ruang luas. Oleh supir, saya diceritakan kalo Blue Bird Group cukup sering menyediakan beasiswa dan mengirim karyawannya umrah. Semoga barokah terus aamiin…
Oh iya, selain saya, ada juga 3 pemenang lain yaitu Dita, Olid dan Mario. Sangat menyenangkan bisa kenal mereka yang begitu cinta sepakbola. Sepanjang penerbangan dengan Garuda Indonesia, yang kami bicarakan pun hanya seputar si bola bundar. Nggak ada abisnya! Obrolan baru terhenti ketika Pak Anies Baswedan -calon gubernur Jakarta- mendadak masuk kabin dengan kaos merah bertuliskan INDONESIA dan ketika makan siang dihidangkan. Haha!

Saya, Olid, Mario dan Dita.

Pak Anies Baswedan juga ikut bela tim nasional!
***
Bangkok sore itu cerah.
Kelompok kami bertambah lima orang. Ada Rusmin, Hany, Erdit, Iwan dan Nova yang siap menemani mendukung Merah Putih di Negeri Gajah Putih. Lengkap dengan atribut penuh totalitas, kami melangkahkan kaki mantap menuju Stadion Rajamangala. Warna biru dari kaos yang dikenakan fans Thailand nggak menggentarkan semangat nasionalisme kami yang berkobar. Malahan, kami lumayan jadi selebriti dadakan karena mereka demen banget minta foto-foto bareng.
Mendekati pintu masuk, warna biru makin menyemut, bebunyian alat musik tabuh dan asap dari batangan flare menghiasi langit Bangkok. Dada ini berdegup, sesak dipenuhi harapan Indonesia menjadi juara.
Sempat diajak iNews untuk nampang bareng Pak Anies Baswedan.
Saya dan teman-teman memilih untuk tidak duduk kala pertandingan berlangsung. Kami semua menempati pagar pembatas, barisan paling depan di tribun atas. Lokasi strategis yang sukses bikin saya dan teman-teman beberapa kali tersorot kamera.

Nyanyi Indonesia Raya segenap raga.

Dita dan saya mulai gelisah Indonesia tertinggal 1 gol.

Foto ini saya dapat di Instagram orang Thailand, yang nonton dari TV dan menyebut sebagai: Spirit of Indonesian fans. Beauty part of the game.
Permainan Indonesia sendiri rapi dan rapat sejak awal pertandingan. Tim Garuda menjaga posisi masing-masing dengan baik. Thailand yang berusaha mengontrol permainan pun sempat dibuat kewalahan di 30 menit pertama. Sayang, selewat itu, mereka mendulang sukses menembak gol ke gawang Kurnia Meiga dan masuk! Saya dan para pendukung Indonesia pun menjerit pedih.
Di babak kedua, harapan supaya Indonesia menyeimbangkan skor pupus. Lagi-lagi Thailand sukses ngegolin. 2-0. Hati mulai ketar-ketir apalagi ketika Thailand mendapat tendangan penalti! Untungnya, tendangan tersebut berhasil ditepis. Serasa mendapat angin segar, supporter Merah Putih kembali berteriak lantang. INDONESIA! INDONESIA! INDONESIA! Stefano Lilipaly dan kawan-kawan melancarkan serangan, dan sempat dinodai kartu merah untuk Lestaluhu yang emosi menendang bola ke arah tim cadangan Thailand.
Pada akhirnya, kekalahan harus kita telan. Dibekuk 2-0 menjadikan Indonesia runner-up turnamen ini sebanyak 5 kali, dan Thailand mengukuhkan diri sebagai pemenang terbanyak dengan 5 piala.
Saya, Dita, Olid, Mario dan teman-teman lain keluar stadion dalam kelesuan, membesarkan hati bahwa ini sudah usaha terbaik mengingat skuad tahun ini terbentuk dadakan layaknya Tahu Bulat yang digoreng dadakan. Masuk final saja sudah tidak disangka-sangka.
Untuk penghiburan, kami berdiri di jalanan luar lapangan, bertepuk tangan pada pendukung Thailand yang juga mau pulang, ber-tos dan mengucap selamat, dan tetep kami jadi selebriti dadakan karena diminta foto bareng melulu. Hotel tempat pemain nginep kami sambangi setelahnya, bertemu dengan Stefano Lilipaly yang terlihat cukup kecewa akan kekalahan Indonesia namun tetap optimis sepakbola kita akan maju.
***
Ah… Yang berlalu biarlah berlalu. Keesokan hari kami mencoba lupakan lara dengan belanja di pasar akhir pekan Chatuchak. Lumayan kan foya-foya dengan uang saku 2,000 Baht dari Blue Bird Group. Para lelaki sibuk belanja baju untuk ibu, istri dan anak, sedangkan saya asik jajan sana sini.

Pejuang pasar.
Sorenya, kami terbang ke tanah air dengan AirAsia dan diantar ke rumah naik Golden Bird, salah satu layanan transportasi mewah yang dimiliki Blue Bird Group (saya dapat Avanza Grand New)!
Indonesia, sampai kapan pun akan kami bela. Terima kasih Blue Bird Group atas kesempatan tak ternilai dan tak terlupakan ini.
Garuda di dadaku. Garuda kebanggaanku. Kuyakin hari ini pasti menang.
Weeeh aku iri yakinlah sumpah! 😣😣
Kok kamu bisa seberuntung itu sih, Mbak?!
Aku pun tak menyangka… Mungkin ini hadiah yang tertunda, setaun ini ikutan lomba nulis nggak pernah menang. Kata Tuhan, tahan ya hadiahnya nonton bola aja ke Bangkok.
Ah begitu… berarti lunas nih? gak ada lagi yang ganjal di hati karena lomba nulis gak menang? Seneng ya pasti.
Nggak adaaa. Hahaha… Bener adanya kalo Tuhan kasih yang kita perlu, bukan yang kita mau.
Oh begitu… hemmm lumayan menginspirasi nih.
Waw serunya.. Aq tau pas di pakan sari ada final lgsg heboh tp ga berani nntn walau rumah deket cibinong.. Soalnya kalo nntn bola live bawaannya takut rusuh mulu.. Wkeekekk
Waahh… Padahal seru bangettt kalo nonton langsung. Biasanya sih kalo antar negara, supporter aman karena bela satu negara. Yang antar klub yang suka rusuh.