Bulan Februari lalu saya sempat jalan-jalan ke Hutan Pinus Grafika Cikole sama komunitas @Generasi90an, itu tuh akun Instagram yang isinya bikin kita anak 90an nostalgia akan hal-hal hits di masa itu. Ada 3 mobil yang berangkat; 2 mobil di hari Jumat malam, 1 mobil di Sabtu pagi yang isinya saya, Aan, Maggie, Adhie dan Zahra.

Cuaca mendung saat kami memasuki Lembang. Maggie, Adhie dan Zahra masih terlelap sedangkan saya dan Aan asik ngobrol seputar dunia jalan-jalan dan menulis. Sebagai “petualang udara” saya dapat banyak cerita seru dari penerbangan-penerbangan yang doi pernah lakukan.

“Eh kita makan dulu gimana? Di depan ada restoran enak,” saran Aan.

Saya mengangguk setuju, apalagi kami memang belum mengisi perut sejak meninggalkan Depok jam 6 pagi. Satu per satu Maggie, Adhie dan Zahra pun bangun dari buaian mimpi ketika mendengar kata “makan”.

Maja House adalah tempat yang kami sambangi untuk makan siang, terletak di Jalan Sersan Bajuri No. 72 Lembang. Jika memilih meja di balkon lantai atas, kita bisa menatap Bandung dari ketinggian. Udara dingin membuat perut kami makin keroncongan.

Nggak lama setelah memesan, hidangan pun tiba. Nasi goreng, mie tek tek, spaghetti, fish ‘n chips serta pizza menjadi pilihan kami untuk memuaskan rasa lapar. Sambil melempar candaan receh, kami saling icip-icip sajian.

Nasi Goreng Maja porsinya besar dan dijamin mengenyangkan bahkan untuk saya yang gemuk ini. Soal rasa, lumayan. Lauk pun cukup lengkap: acar, telur ceplok, lumpia dan kerupuk ikan.

Mie tek tek pesanan Adhie disajikan panas-panas, cocok dengan suasana Lembang yang dingin. Kuah kental, bawang goreng dihampar melimpah. Enak!

Untuk spaghetti carbonara… biasa aja sih. Jamurnya besar dan kekentalan krimnya pas nggak bikin enek.

Fish ‘n chips yang jadi pilihan Maggie terasa hambar dan mesti dicocol ke saus putih pendamping supaya lebih terasa nikmat di lidah. Kentang gorengnya tersaji dingin.

Yang paling saya dan kawan-kawan rekomendasikan adalah ground meat pizza-nya. Tipis, renyah dan bertabur potongan cabe rawit pedas! Beli seporsi aja untuk sendiri, karena dijamin kamu nggak mau bagi-bagi.

Kelar makan, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Cikole. Hati senang, perut senang… tapi sejam kemudian kami berhenti di pinggir jalan untuk beli nasi kuning. Haha!