Tujuan wisata paling utama di Kazan adalah satu kompleks berisi bangunan-bangunan bersejarah yang dikelilingi dinding tinggi, tebal dan putih. Kremlin namanya. Nama yang tidak asing bukan? Dulu saya pikir Kremlin hanya ada di Moskow, karena nonton film Mission Impossible yang Ghost Protocol. Ternyata kata “kremlin” itu sendiri artinya “benteng” dan ada banyak benteng di Rusia, salah satunya Kremlin di Kazan, tempat yang paling sering saya kunjungi selama tiga minggu menjadi relawan Piala Konfederasi FIFA di sana, selain stadion tentunya.
Naik kereta Metro dari stasiun Prospekt Pobedy adalah jalur yang saya selalu ambil. Turun di Tukay Square, maka perjalanan menuju Kremlin akan dimulai dari Bauman Street. Epiphany Cathedral menyapa megah. Menjulang dengan dinding batu bata merah, kamu tidak akan melewatkan bangunan ini, dan dipastikan jadi titik berfoto pertama sebelum benar-benar tiba di Kremlin. Kayak saya!

Epiphany Cathedral
Selanjutnya, nikmati saja jalan kaki di sepanjang Bauman Street. Ada toko oleh-oleh, kafe-kafe kecil dan beragam pertunjukan.

English First is everywhere! Salam dari guru cabang Indonesia. Haha!
Kalau sudah melihat macam tembok tinggi, panjang, warna putih, nah sudah tiba di Kremlin tuh! Spasskaya Tower jadi ikon gerbang utama. Lumayan ngos-ngos-an naik ke atas karena saya masih jetlag, badan rasanya udah lelah padahal waktu setempat baru jam 5 sore. Yang artinya jam tubuh saya jam 9 malam waktu Indonesia bagian Barat.

Priviet Kremlin!

Spasskaya Tower
Di dalam Kremlin, kamu bakal menikmati kecantikan dari bangunan-bangunan tua yang ada. Pandangan saya akan tempat ibadah pun berubah. Sebagai orang Indonesia, sudah terpatri kalau bentuk mesjid itu berkubah, dan gereja memiliki menara. Tapi di Kazan, ada mesjid mirip gereja, dan ada gereja mirip mesjid.

Annunciation Cathedral

Soyembika Tower
Salah satu menara di sana, Soyembika Tower, konon menurut legenda menyimpan kisah tragis. Ada seorang ratu di Tatarstan (Kazan adalah ibukota Tatarstan) yang kecantikannya meluluhkan hati Ivan Yang Mengerikan, seorang tsar kala itu. Namun sayang, cinta Ivan ditolak, dan perang pun bertindak, sampai akhirnya sang ratu tersebut menerima pinangan Ivan. Untuk pernikahan, ratu minta dihadiahi menara yang harus selesai dibangun dalam waktu tujuh hari. Dan pada saat jamuan pesta pernikahan berlangsung, beliau terjun dari puncaknya.
SEDIH!
Oh iya, sebagai wilayah dengan jumlah penduduk Muslim sebanyak 50%, Kremlin Kazan juga memiliki mesjid indah bernama Qolsharif. Dominasi warna putih dan biru, bikin adem siapapun yang memandangnya. Puncak mesjid mengarah tepat ke kiblat, begitu juga pola lantainya yang membentuk sudut mengarah tepat ke kiblat. Saat sedang berfoto di sini dengan Rihab, Godwin, Jerry dan Ross, kami bertemu wanita Korea yang telah mengabdikan 15 tahun hidupnya untuk berkeliling dunia. Dari mulutnya keluar decak kagum akan pesona Qolsharif.

Qolsharif Mosque
Memasuki tengah-tengah Kremlin, saya langsung tidak bisa menahan air mata. Napas saya sesak. Di hadapan saya hamparan bunga Tulip kuning, bunga yang menjadi impian Mama saya. Saat itu sudah dua bulan Mama meninggal dunia, dan salah satu hal yang saya sesali sebagai anak adalah belum sempatnya saya mengajak Mama melihat bunga kesukaannya tersebut. Al Fatihah saya lantunkan dalam hati. Hanya doa yang kini saya bisa beri…
Menjelang malam Kremlin semakin memesona. Makin banyak muda-mudi dan keluarga berkumpul, duduk bersama di permukaan tanah landai yang tertutup rerumputan hijau, atau menikmati sajian di restoran-restoran yang berderet di sekitaran benteng. Saya menatap batas langit jauh di sana. Lebih dari 10,000 kilometer dari rumah… Bumi Allah sungguh luas. Saya bergidik takjub, dan kembali melangkahkan kaki menikmati Kremlin dalam senja…

Palace of Farmers
One thought on “Pesona Kremlin Kazan”