“Why did you choose Kazan?” adalah pertanyaan yang lumayan sering dilontarkan ke saya oleh para relawan asal Rusia. Dan jawaban saya biasanya cukup simple, “Google.”
Dari awal saya memang tidak mau memilih Moskow atau Saint Petersburg. Dua nama yang padahal begitu populer, tapi saya yang memang bukan city girl sama sekali tidak tertarik. Rasanya ingin mencoba kota berbeda.
Berbekal Google Images, saya ketik satu per satu nama kota yang bisa dipilih untuk Piala Konfederasi dan Piala Dunia. Kazan serta Kaliningrad membuat saya jatuh cinta hanya bermodalkan foto-foto, dan semesta pun menjodohkan saya dengan pilihan pertama saya.
Dari Moskow, Kazan bisa ditempuh dengan naik kereta selama 12 jam, atau 1.5 jam dengan pesawat. Kota ini luas, namun penduduknya sedikit. Tidak banyak gedung bertingkat dan jarak antar gedungnya juga berjauhan, menjadikan saya serasa selalu dipayungi langit ketika berjalan di luar. Jalan raya dan trotoar lebar, pohon-pohon menghiasi banyak sisi, Kazan adalah kota yang santai dan menyenangkan meski kebanyakan bangunannya tidak terlihat khas Eropa.
Saya sangat menikmati tinggal selama tiga minggu di sini. Cuaca musim panas yang unik, matahari terik tapi angin berhembus dingin, serta panas dan hujan yang sesuka hati berganti. Malam hari tatkala matahari mulai turun, serbuk bunga dandelion yang sepanjang hari terbang dan menari bebas, menambah keindahan senja.
Jika ingin sedikit merasakan keramaian, saya akan naik tram lanjut kereta ke pusat kota. Ada Bauman Street di sana, yang kanan kirinya terisi toko souvenir, kafe, serta penampil jalanan. Kalau berjalan sampai ujung, kita bisa melihat Sungai Volga, sungai terbesar dan juga terpanjang di Eropa.
Ada kejadian cukup menegangkan saat saya baru tiba di Kazan. Taksi yang saya tumpangi menuju asrama Universiade Village mendadak dihentikan polisi. Saya cuma bisa memasang tampang lugu ketika sopir ditanya-tanyai. Tidak ada satu kata pun yang saya pahami dari percakapan mereka. Si polisi meminta paspor saya dan membawa ke mobil dinas. Saya menunggu di pinggir jalan sambil menggigil, dan sempat menyesali keputusan saya memberikan paspor tersebut. Gimana kalo dia bukan polisi beneran?
Tapi untunglah tak lama kemudian beliau kembali dan taksi saya bisa melanjutkan perjalanan.
Kazan… Sampai sekarang pun saya masih merindukan hari-hari yang telah terlewati di sana. Penduduknya yang ramah, pemandangan toko minuman keras yang berbentuk tong kayu, penjual bunga dan buah cherry segar, serta segala kesan menenangkan yang terasa.
Until we meet again…
asik banget Mbak, acara apa di sana?
Piala Konfederasi FIFA 2017 Mbak.
Selalu rindu ya mbk sama orang2 yg ramah meskipun mereka berlainan negara dg kita
Betul sekaliii. :’)
Klo saya sendiri bukan tipe pejalan. Lebih suka baca2 saja. Jangankan kota2 antar negara, kota kota terdekat seperti mojokerto dan surabaya saja malas mwngeksplorenya he he he…tipe pemalas saya.
Haduh Maz, nanti kalo saya ke Mojokerto atau Surabaya, nggak bisa minta diajak keliling dong.
He he he…. iya betulan. Lebih asyik baca doang. Klo jalan lelah mbak saya. Juga gak tahu mesti kemana.soalnya saya buta arah dan biasanya pasti nyasar kemanapun saya pergi 😀
HAHAHAHA! Nyasar seru tau Maz.
Dulu di malang saja pernah nyasar karena jalan melewati gang baru. Bayangkan klo pergi jauh-jauh, bisa nggak pulang saya we he he….. 😀
Maz pake Google Maps aja. -_-
Malah pake maps. Saya nggak bisa baca peta mbak. Klo main game jago baca maps. Tapi di dunia nyata sulit kayaknya. Bisa-bisa nyasar juga meskipun saya belum pernah sekalipun nyoba pake google maps. 😀
Okelah kalo gitu deal terakhir adalah Maz bawa motor saya yang baca peta.
Itu lebih masuk akal 😀
Mita, how lucky you are….. envyyyyy nich
Hihi… Alhamdulillah rezeki Mbak
Indah banget ya tempatnya! You’re so lucky, mbak 😀
Di Kazan meskipun musim panas anginnya bikin menggigil nggak ya?
Anginnya kenceeeng. Haha… Jadi tetep sejuk juga sih meski terik. Bahkan bisa 10 derajat kalo malem.
Mbk, di sungai volga orang bisa mandi-mandi gak yah? 😀
Hahaha di anakan sungainya bisa. Tapi kalo yang uutamanya itu lebar bangeeeet. Gak ada yang mandi di sana.