Privet!
Sebelum bener-bener mulai bekerja di hari pertama nanti, tiap fungsi kerja harus pelatihan dulu. Pelatihan bukan hal yang susah, karena berdasarkan pengalaman di Piala Konfederasi 2017, kami mengerti apa yang perlu dilakukan justru ketika udah kecemplung langsung dalam pekerjaan.
Saya ada dua pelatihan sore itu, yang berhubungan dengan ticketing itu sendiri, dan tentang lingkungan stadion pada umumnya. Tiga jam sebelum pelatihan dimulai, saya menyempatkan diri bertemu Marlina dan Mami Papinya, mereka orang Indonesia yang kebetulan sedang berlibur di Eropa. Kami saling mengenal lewat Instagram dan sejak pertama kali bertemu mereka sangat ramah dan hangat. Kami berjalan-jalan di sepanjang Bauman Street sambil foto-foto. Melihat mereka saya tuh terharu. Mami Papi Marlina udah tua, bahkan Maminya pake kursi roda, tapi mereka masih sempat liburan bareng. Jadi inget almarhumah Mama, yang pengen banget bisa ke Eropa bareng anak perempuannya sampe kami udah nabung setahun, tapi apa daya kesehatan Mama nggak kunjung membaik sampai akhirnya Mama meninggal.
Anyway, dua jam kemudian setelah kami selesai makan siang, Marlina dan orangtuanya lanjut ke gereja dan saya berjalan kaki menuju tempat pelatihan yang ada di pinggir sungai daerah Kremlin. Cuaca nggak bersahabat. Hujan cukup deras bikin saya harus berteduh. Untungnya ada booth informasi turis. Di sana saya berkenalan dengan beberapa relawan lokal dan penduduk setempat, serta bagi-bagi uang kertas Rp. 1,000 yang khusus saya bawa dari Indonesia sebagai tanda mata.
Meski terjebak hujan, saya nggak terlambat ke pelatihan pertama. Beberapa teman sudah berkumpul dan tepat jam tiga sore Abbos (salah satu pimpinan tim ticketing) memulai kegiatan. Kami di-briefing tentang hal-hal seputar permasalahan tiket beserta lokasi-lokasi kerja.
Saya mendapat teman baru relawan internasional yang tahun lalu tidak ada di Piala Konfederasi. Ada David dari Italia, Muhammad dari Mesir, Jihuai dari Cina, dan Hubert dari Austria. Dua orang yang selalu bersama saya sampai dengan di pelatihan kedua adalah Jihuai dan Hubert. Jihuai seorang murid lulusan S2 universitas di Kanada dan Italia, sedangkan Hubert seorang tentara.
Berteman dengan orang-orang dari budaya yang berbeda adalah salah satu hal paling menyenangkan kalo terlibat dalam acara kelas internasional. Saya belajar banyak tentang bagaimana mereka menjalani hidup. Kami saling bercerita sepanjang perjalanan dari pelatihan satu ke pelatihan dua, kebetulan pelatihan kedua diadakan di stadion Kazan Arena jadi kami perlu berkendara lumayan jauh.
Di pelatihan kedua ini saya mendapat tambahan teman lagi dari fungsi kerja berbeda. Ada Francesco dari Italia, dia relawan Doping Control; dan ada Zhaokui dari Cina, dia relawan Brand Protection. Jihuai girang bener pas ketemu ada sesama orang Cina, sampe kayak ketemu sodara yang ilang. Sedangkan Francesco, ni anak sumpe imut banget (masih 20 tahun juga sih yak!). Tapi dia satu geng sama anak-anak Italia lain yang populer jadi saya agak segan untuk mengenal lebih dekat. Haha!
Pelatihan kedua berhubungan dengan aturan-aturan umum di dalam stadion. Contoh, kami nggak boleh pake merk lain di luar Adidas yang merupakan sponsor utama, juga nggak boleh bawa minuman di luar merk Coca Cola Company.
Okeee segini dulu cerita saya di hari pelatihan.
Nantikan cerita saya selanjutnya ya! Dan cek hestek #CatatanRelawanPialaDunia di Instagram untuk melihat foto-foto kegiatan saya di Piala Dunia FIFA 2018 Rusia.
Dasvidaniya!