Privet!
Sampe sekarang saya belum menulis tentang hari terakhir bekerja sebagai relawan Piala Dunia FIFA 2018. Nanti aja deh kelar final, biar pas sebagai penutup rangkaian petualangan sepakbola saya di Rusia. Di Kazan kan cuma sampe perempat final aja.
Sekarang saya mau sedikit bercerita satu hari yang saya lewati di Siberia, tepatnya kota Novosibirsk. Kenapa bisa terdampar di kota ini? Kebetulan karena pesawat pulang saya itu mampir Bangkok dulu, nah transitnya ini 20 jam di Novosibirsk Siberia, masih bagian Rusia.
Wuaw, saya sih mendengar kata Siberia langsung teringat dengan kereta yang ditarik anjing jenis Siberian Husky, di padang salju luas terbentang. Dan memang, begitu pesawat mau mendarat, saya sampe ngucek mata liat pemandangan di bawah. Karena saya dateng pas musim panas, yang terlihat ya hamparan tanah luas ditutupi rumput hijau dan di jarak yang berjauhan ada kelompok-kelompok hutan hijau dan danau. Kebayang kalo musim salju pasti mirip persis dengan yang saya liat di TV. Pas mendarat, saking sibuknya foto-foto, saya sampe lupa ambil paspor dan boarding pass dari kantong kursi, dan selanjutnya bisa ditebak… Saya sadar nggak pegang paspor pas udah di dalem bandara! Ya Allah untung komunikasi lewat Google Translate lancar dan paspor serta boarding pass saya kembali.
Sebenernya sih, nggak ada yang spesial banget dari jalan-jalan saya di Novosibirsk. Kota ini cukup ramai, dengan bangunan berarsitektur sederhana bernuansa Eropa, namun cukup memukau karena rata-rata lebar memanjang dari ujung ke ujung (efek tanah negaranya juga luas). Tapi, semua terasa berbeda karena hari itu saya ditemani seharian oleh Olga, teman yang saya dapatkan lewat Piala Konfederasi taun lalu. Olga nggak ikut jadi relawan Piala Dunia karena dia ada lulusan kuliah. Bener memang kata temen saya Rey, bertemanlah sebanyak-banyaknya sampe dunia terasa sempit. Lah siapa sangka anak Depok main ke Siberia, trus di sana punya temen pula yang bisa didatengin.
Olga datang berdua temannya, Polina. Kami pergi ke Kebun Binatang Novosibirsk yang menurut saya keren banget. Selain luas, suasananya kayak di hutan beneran, dengan kandang-kandang gede berisi hewan dari seluruh dunia. Banyak hewan yang baru pernah saya liat langsung di sana (kondisi mereka begitu sehat dan terawat), cuma karena keterangannya pake Bahasa Rusia, saya nggak tau nama awamnya apa. Saya juga nggak banyak foto penghuni kandang, karena mereka lebih cantik dan menawan dilihat langsung. Keinget deh sama Omar keponakan di rumah, dia pasti bakal seneng banget diajak ke sini. Sayang jauuuh! Haha… Eh tapi meski Depok dan Novosibirsk ada di belahan dunia berbeda, nggak ada perbedaan waktu lho antara Novosibirsk dan Waktu Indonesia Barat.
Sore hari setelah puas menjelajah Kebun Binatang Novosibirsk, saya kebetulan ada wawancara langsung dengan CNN Indonesia mengenai keikutsertaan jadi relawan Piala Dunia. Olga dan Polina ngajak saya ke taman supaya saya bisa video call dalam kondisi tenang, dan jeng jeng… tanpa saya sadari si Polina masuk ke dalam frame dengan pose nyantai kayak di pantai. Wakkk!
Sebagai penutup, kami makan Tom Yam yang nggak disangka-sangka rasanya mirip dengan rasa di Bangkok, lalu belanja coklat khas Rusia di salah satu mal, dan Olga serta Polina nemenin saya di bandara sampe jam 1.30 pagi ketika saya siap berangkat. Terharu!! Tambah nyesek ketika kami berpisah karena yah, saya nggak tau apakah saya akan bisa berjumpa mereka lagi.
20 jam di Novosibirsk yang menyenangkan. Semoga nasib mempertemukan kami lagi. Aamiin…
Nantikan cerita saya selanjutnya ya! Dan cek hestek #CatatanRelawanPialaDunia di Instagram untuk melihat foto-foto kegiatan saya di Piala Dunia FIFA 2018 Rusia.
Dasvidaniya!
Selalu menyimak…👌👍
Polina…polina..