Buat kalian yang sering berpergian dengan Kereta Api Indonesia, pasti tulisan saya ini sungguh lah tidak mengejutkan, pasti kalian sudah tau banget kalo sejak lama pembelian tiket kereta api tuh gampang, dan keretanya sendiri juga bagus!
Saya bisa dibilang (tadinya) masih terbayang-bayang keribetan memesan tiket kereta api. Eh ini memang bener lho, dulu itu ya beli tiket kereta belum semudah sekarang. Saya inget ada om dan tante yang rutin tiap tahun pulang kampung ke Madiun, mereka sering bercerita perjuangan membeli dan menukarkan tiket kereta api.
Saya sendiri nggak tau sejak kapan pembelian tiket kereta api sudah tinggal klik klik klik kelar; mengambil tiketnya juga cuma dalam hitungan detik (tidak dihitung antri tentu saja). Tahun 2013 ketika ke Jogja sama Tessa, bule Inggris rekan kerja di kantor lama, memang sih belinya sudah bisa lewat website Kereta Api Indonesia, tapi penukaran tiketnya agak lama karena masih memasukkan nomor KTP dan cetaknya juga lemot. Tiga tahun kemudian ketika kembali berlibur ke Jogja, kali ini bareng si Bebeb, saya nggak terlalu ngeh karena semua keperluan perjalanan si Bebeb yang urus. Hihi…
Baru deh pas ke Pekalongan untuk menghadiri pernikahan murid dua bulan lalu, saya merasakan sendiri gampangnya membeli dan menukar tiket kereta api, serta kenyamanan perjalanan dengan moda transportasi darat satu ini.
Saya memesan tiket lewat aplikasi online travel agency, yaitu Traveloka. Sentuh layar hape sana sini, isi data, sentuh layar hape sana sini, bayar, dan… pembelian sukses dan saya pun mendapat kode booking. Di hari perjalanan, saya cukup mendatangi mesin pencetak tiket yang ada di dalam stasiun, memasukkan kode booking pada layar yang tersedia, dan tiket langsung keluar cepat. Ih seneng!
Sambil menunggu kereta datang, saya dan juga Bebeb yang ikut diundang ke pernikahan, pergi mencari sarapan. Stasiun saya waktu itu Gambir, dan meski masih pagi, sudah banyak kios makanan yang buka. Kami memilih Soto Daging Kriuk, tapi idola kami sebenarnya adalah kios di lantai atas yang menjual lontong, lemper, serta aneka kue basah.
Kereta yang akan membawa kami ke Pekalongan tiba tepat waktu. Di kejauhan kami bisa melihat Monas menjulang. Kursi yang kami duduki terasa begitu nyaman terutama karena ruang kakinya yang luas. Wah, nggak perlu khawatir pegal meski perjalanan panjang; apalagi sambil melihat pemandangan yang semakin jauh dari Jakarta semakin berwarna hijau karena hamparan sawah… Bergantian, saya membaca buku sambil diselingi menatap ke luar jendela kereta.
Berhubung perut saya dan Bebeb sudah cukup terisi dan perbekalan cemilan kami memadai, kami tidak jajan di kereta menuju Pekalongan. Tapi pas pulangnya, karena nggak sempat sarapan di hotel, saya dan Bebeb membeli nasi kotak yang dijajakan petugas. Porsinya cukup mengenyangkan lho, dan tersedia beragam varian lauk pauk.
Kapan-kapan, saya mau naik kereta api lagi ah. Mungkin ke Sukabumi karena dekat dari Depok, atau Semarang karena kulinernya enak-enak. Ada yang mau ikut?
Setujuu enak naik kereta api. Nyaman. Trus kalo ke stasiun, dapet nuansa apa ya. Hmm.. semacam excited dan syahdu krn mau jalan-jalan dgn rute panjang 😅 #apasih
Cuma kalau utk tiket, menurutku udah jauuuuuh lebih baik meski yg pesan online tetep harus ngantri. Tapi bener-bener lebih baik dan lebih praktis sekarang.
Haha ada perasaan nostalgic dan berasa kayak orang mau pulang kampung nggak sih?
Iyaaaa perasaan hangat gituu 😆
Ke Bandung, Mbak. Naik Argo Parahyangan atau Serayu. Dijamin pemandangannya cantik banget. 🙂
Waah udah lama mau coba, tapi ke Bandung selalu deh akhirnya naik mobil atau travel. Hehe…