“Abis ini kita kemana, Beb?” tanya suami.
Saya dan dia lagi sejenak santai di Siam Square, menanti hujan yang tak kunjung mereda. Hari pertama kami di Bangkok berhiaskan mendungnya langit. Saat itu kami sedang berlibur menggunakan tiket hadiah dari acara AirAsia Bloggers’ Community. Rejeki istri penyayang, dikasih 2 tiket pulang pergi. Saya pun memilih Bangkok karena suami hobi makan jajanan pinggir jalan. Bangkok kan memang surganya makanan!
Menjelang Maghrib kami menghampiri pangkalan Tuk Tuk. Khaosan Road yang menjadi tujuan kami setelah Siam adalah tempat di mana penginapan murah bertebaran, ramai diisi para backpackers mancanegara yang mau berkelana ke propinsi lain di Thailand. Banyaknya agen perjalanan yang menawarkan paket wisata dan transportasi antar daerah, menjadikan Khaosan Road selalu penuh turis lalu lalang; terutama di malam hari saat lapak-lapak dibuka, dan abang-abang serta mbak-mbak penjual buah segar, kalajengking, ulat dan cemilan lainnya menawarkan dagangan.
Di tengah keriaan jalan utama, saya dan suami menghabiskan recehan Baht yang kami punya untuk mengisi perut. Sampai ketika kaki tiba di ujung jalan, tepat di depan kantor polisi, saya melihat mobil tram menawarkan tur malam keliling kota Bangkok.
“Only 350 Baht,” kata si pemandu cantik bernama Anna Malai. Sounds like a good deal, karena kalo beli di website langsung, harga karcisnya 450 Baht. Durasi 2 jam, dan kami juga dibekali air mineral dingin, jus jeruk serta handuk dingin. Bangkok memang tetap terasa panas walaupun matahari sudah kembali ke peraduan.
Selain saya dan suami, ada beberapa peserta lain: Julianna dari Hungaria, Franco dari Italia dan sekelompok turis asal Cina. Perjalanan dimulai tepat pukul 7.20 malam. Sebagai pemandu, Anna begitu interaktif. Dia mengajak kami saling berkenalan bahkan sampai ada sesi nyanyi segala. Suasana tur malam itu pun makin ceria.
Ada total 9 tempat yang kami singgahi dan lewati. Kesemuanya terlihat begitu megah dan indah berlatarkan gelapnya langit Bangkok. Warna lampu keemasan mendominasi kuil, bangunan dan monumen yang kami lihat. It was magical! Dengan bahasa Inggrisnya yang memadai, Anna menjelaskan sejarah tempat-tempat tersebut. Beruntungnya kami, tetiba datang segerombolan biksu cilik. Kami diizinkan berfoto tapi dilarang menyentuh mereka.
Wah, senangnya bisa menikmati Bangkok dengan cara unik. Saya, suami dan Julianna sepakat kalo tur ini wajib direkomendasikan. Selepas perjalanan, kami pergi berleha-leha di salah satu restoran terbuka di Khaosan Road. Ya, tram kami mengantar balik ke lokasi awal. Hampir tengah malam, dan Khaosan Road pun makin menggeliat.
===
Trip Advisor: Bangkok Tram City Night Tour
3 thoughts on “Menelusuri Bangkok di Malam Hari”