Magic Land: Sisa Keriaan Warga Bangkok Yang Terabaikan

Standard

Hari itu saya dan Thea keluar dari hostel agak siang, cuma karena Thea kepengen kipas angin elektriknya penuh terisi batre jadi bisa lebih nyaman jalan-jalan di bawah teriknya matahari Bangkok. Untung aja agenda kami nggak padat, saya cukup selaw meski ngaret sampe tiga jam.

Setelah sehari sebelumnya kami mendatangi tiga kuil di Bangkok dan satu pertunjukan sejarah Siam Niramit, di hari kedua jadwal lebih santai, yaitu berkunjung ke tempat-tempat gratisan yang ada di Bangkok. Yang saya mau ceritakan adalah kastil Magic Land. Namun sebelum itu, saya mau pasang foto sewaktu di Chatuchak Park. Cekidot.

Processed with VSCO with e3 preset

Nggak kayak di Bangkok ya? #eaakkk

Kebetulan untuk menuju Magic Land, saya dan Thea harus transit di BTS Mo Chit, dan pas banget tinggal jalan kaki sedikit maka kita akan tiba di Chatuchak Park. Mampir dulu deh.

Dari kejauhan, taman ini terlihat biasa aja. Cuma ada sungai lebar dengan beberapa jembatan dan pepohonan. Tapi makin mendekat, makin terasa kalo Chatuchak Park bisa jadi pilihan asik untuk bersantai menikmati angin semilir, meski matahari sedang panas-panasnya. Dedaunan di pohon cukup rimbun dan teduh untuk duduk di bawah kursi yang disediakan atau menyewa tikar dari pedagang lokal. Suasana sepi, dan jika beruntung kamu akan didatangi tupai yang tinggal di atas pohon kelapa, asalkan di tangan kamu tersedia sebongkah roti.

Setelah sekitar satu jam berkeliling Chatuchak Park, saya dan Thea kembali ke stasiun Mo Chit lalu lanjut naik MRT ke Phahon Yothin. Perasaan saya sebenarnya agak ragu, khawatir kalau kastil Magic Land yang menjadi tujuan saya nggak sebagus yang saya kira dan akan mengecewakan Thea.

Awalnya, karena ini merupakan kunjungan ke-7 saya ke Thailand, saya merasa keabisan ide tempat yang bisa didatangi di Bangkok. Iseng cek Google, eh dapet rekomendasi kastil Magic Land. Melihat petunjuk arahnya yang mudah, saya pun memasukkan ke agenda.

Dari MRT Phahon Yothin saya dan Thea keluar menuju arah Tesco. Tinggal jalan kaki sampai ke plang besar Tesco, lalu lurus lagi gak sampe lima menit, maka kastil Magic Land terlihat menjulang di sebelah kanan kamu. Satu hal yang tidak saya tau, tempat ini ternyata nggak terbuka untuk umum.

Processed with VSCO with e3 preset

Penjaga lokasi melarang kami masuk! Entah apa yang dia katakan karena ucapannya semua dalam Bahasa Thailand, tapi gestur tubuhnya bilang kalo kami nggak boleh masuk dan berfoto. Oke, nyesek. Kami udah menempuh perjalanan sejauh ini, dan nggak dikasih masuk? Nggak bisa.

Dengan muka memohon, saya minta izin sekali lagi dan si penjaga kayaknya bilang semacam “terserah lo aja dah” lalu membuang muka. Tanpa banyak cingcong saya dan Thea langsung terburu-buru masuk. Semakin mendekati bangunan, jantung saya berdegub. Kastil Magic Land cantik!

Processed with VSCO with e3 preset

Karena merasa nggak enak kepada penjaga yang udah mengizinkan kami masuk dengan berat hati, saya dan Thea cuma bisa berfoto sebentar dan nggak berani mengelilingi kastil Magic Land. Padahal ya, seperti ada yang menarik saya untuk terus mendekat dan menatapnya secara utuh. Nggak nyangka, kastil ini dulunya menjadi saksi keceriaan anak-anak Thailand yang sedang berlibur bersama keluarga.

Magic Land, atau dalam bahasa lokal disebut Dan Neramit, buka 42 tahun lalu di Bangkok. Semacam Dunia Fantasi di Jakarta. Taman bermain pertama di Thailand ini sayangnya harus tutup pertengahan 2000 karena sewa lahannya telah berakhir. Bangunan yang tersisa adalah kastil yang menyerupai kastil di kisah Puteri Tidur, merupakan pintu masuk utama menuju Magic Land. Di sinilah beragam karakter kartun menyapa dan menghibur para pengunjung puluhan tahun silam.

Sekarang, kastil ini berdiri begitu saja, pemanis trek gokart yang menjadi bisnis di arena Magic Land sekarang. Pantas penjaga tidak mudah memberi izin masuk jika bukan penyewa gokart, lagipula akan berbahaya ketika ada mobil gokart kencang dikendarai saat kami menyeberang ke kastil.

Ah… Meski terabaikan, kastil Magic Land tetap terlihat menarik dengan aura masa lalu yang kental. Berdiri di depannya, saya merasa seperti seorang tuan puteri… Ada perasaan puas juga karena akhirnya bisa mencapai tujuan yang dimau. Saat saya dan Thea pamit pulang kepada penjaga, senyum manis menutupi kekesalan yang tadi sempat ditunjukkan. Terima kasih, Pak! Thea pun senang dan menganggap pengalaman ke sana adalah pengalaman terbaik di hari itu.

Processed with VSCO with e3 preset

Advertisement

5 thoughts on “Magic Land: Sisa Keriaan Warga Bangkok Yang Terabaikan

    • Hi. Just stop at MRT Phahon Yothin and take the exit to Tesco. Later on from the bridge you can see the big board that says TESCO LOTUS, go to that direction. Magic Land is on your right after Tesco, about 1-2 minutes walk. It’s actually not open for public but if you ask politely the security will let you come.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s