[Catatan Relawan Piala Dunia] Sepotong Cerita di Hari Kerja

Standard

Privet!

Pertandingan pertama yang dimainkan di Kazan adalah Prancis melawan Australia jam 1 siang waktu setempat, di tanggal 16 Juni 2018. Kami para relawan bagian ticketing sudah harus siap di posisi kerja masing-masing sejak jam 7 pagi. Lumayan heboh, secara trem terpagi sudah langsung diserbu relawan lain yang udah berjubel di halte, bikin saya, Jihuai, dan gerombolan lain harus nunggu trem jam 6.15. Saya pikir, udah pasti telat ini deh. Nyampe halte trem terdekat stadion aja butuh perjalanan setengah jam belum termasuk jalan kaki. Walhasil dugaan saya bener, tapi karena terlambat rame-rame, dimaklumiii!

Continue reading

[Catatan Relawan Piala Dunia] Bagaimana Cara Jadi Relawan FIFA?

Standard

Privet!

Sejak Piala Konfederasi 2017, saya banyak ditanya, “Kok bisa sih ikutan kegiatan kayak gini?” Ketika lolos kembali ke Piala Dunia 2018, pertanyaan semacam itu makin sering ditanyakan. Nih, saya cerita banyak ya.

Sebenernya, keikutsertaan saya di acara FIFA juga sesuatu yang kebetulan, meskipun ini adalah hal yang saya idam-idamkan sejak saya berumur 13 tahun (saat itu sedang berlangsung Piala Dunia 1998). Pertengahan tahun 2016, awalnya saya malah daftar untuk SEA Games di Malaysia, tapi sudah gugur sebelum berjuang karena Malaysia hanya menerima relawan asal negara mereka sendiri. Trus, di grup WhatsApp sempat ada yang membagi tautan untuk daftar jadi relawan Piala Dunia 2018, yang mana sebelumnya saya juga sempat liat postingan FIFA di fanpage Facebook mereka mengenai hal serupa.

Continue reading

[Catatan Relawan Piala Dunia] Nonton Piala Dunia 2018 di FIFA Fan Fest Kazan

Standard

Privet!

Piala Dunia 2018 akhirnya digelar juga di Rusia!! Saya nonton upacara pembukaannya di FIFA Fan Fest Kazan bareng Jihuai. Tapi sebelum tiba di Fan Fest, kami jalan-jalan dulu di Kremlin menikmati bangunan-bangunan yang jadi ciri khas kota Kazan, salah satunya Mesjid Qolsharif. Setelahnya, baru deh kami naik bis menuju Fan Fest. Oiya, sebagai relawan FIFA kami dapat kartu keliling kota gratis, makanya kami bisa banyak-banyak mengunjungi tempat di waktu kosong.

Continue reading

[Catatan Relawan Piala Dunia] Training Anak Ticketing

Standard

Privet!

Sebelum bener-bener mulai bekerja di hari pertama nanti, tiap fungsi kerja harus pelatihan dulu. Pelatihan bukan hal yang susah, karena berdasarkan pengalaman di Piala Konfederasi 2017, kami mengerti apa yang perlu dilakukan justru ketika udah kecemplung langsung dalam pekerjaan.

Continue reading

[Catatan Relawan Piala Dunia] Jalan-Jalan Sore Bersama Aliia

Standard

Privet!

Ada seorang relawan Rusia yang saya kenal dari Piala Konfederasi 2017. Namanya Aliia. Tahun ini Aliia nggak ikut partisipasi di Piala Dunia karena harus bekerja, namun dia berjanji akan mengajak saya ke beberapa tempat di kota Kazan. Saya bilang ke Aliia, saya nggak perlu tempat wisata, menjelajah kota saja juga cukup. Jadi ketika beberapa hari lalu Aliia punya waktu kosong, dia membawa saya dan beberapa teman lain (Daniela, Valerie, dan Alp) untuk main ke sisi kota Kazan yang belum pernah kami datangi.

Continue reading

[Catatan Relawan Piala Dunia] Kembali ke Kazan

Standard

Privet!

Nggak terasa setahun telah berlalu dan saya bisa kembali lagi ke Kazan untuk menjadi relawan di Piala Dunia FIFA 2018 Rusia. Saya tiba di Bandara Internasional Kazan jam 1.50 pagi. Setelah cukup lama menunggu bagasi, saya dan Rihab (relawan asal Algeria yang terbang bersama dari Saint Petersburg) keluar untuk memesan taksi. Tapi, sama seperti tahun lalu di Piala Konfederasi FIFA 2017, ada relawan bagian bandara yang menyambut. Andre memegang dua lembar kertas masing-masing bertuliskan nama saya dan Rihab. Lalu setelahnya berbondong-bondong relawan lain datang dan membantu kami memesan taksi menuju Universiade Village, asrama tempat tinggal para relawan.

Continue reading

[Catatan Relawan Piala Dunia] Jakarta – Amsterdam – Saint Petersburg

Standard

Privet!

Hari yang saya tunggu akhirnya tiba. Setelah terpilih menjadi relawan di Piala Dunia 2018 Rusia, ditambah minggu-minggu penuh ketegangan karena belum mendapat sponsor untuk membeli tiket ke sana, akhirnya segala urusan lancar dan saya pun akan berangkat ke Negeri Beruang Merah.

Continue reading

Hiruk Pikuk Red Square Moskow

Standard

Berpisah dengan Kazan bukan perkara mudah. Terlalu banyak kenangan, terlalu banyak teman yang harus ditinggalkan. Selepas acara perpisahan untuk para relawan Piala Konfederasi FIFA 2017, saya tiba di asrama jam 3 pagi. Langit sudah terang, seperti jam 7 pagi di Indonesia. Saya memutuskan untuk langsung ke bandara meski pesawat saya baru jam 8 nanti. Berat… Dan saya sama sekali nggak mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman satu lantai asrama karena saya pasti akan nangis.

Continue reading

Blue Lake, Danau Cermin di Kazan

Standard

Kalau boleh memilih kemampuan super power, saya ingin bisa berkelana ke masa lampau. Waktu kecil saya sangat menikmati karangan Enid Blyton, kisah-kisah tentang para bocah Inggris yang mainnya ke hutan, ladang bunga, sungai dan danau. Kebanyakan kisah beliau ditulis tahun 1920-an sampai 1970-an, bikin saya berangan bisa berada di masa tersebut, berpetualang bersama anak-anak di buku cerita.

Continue reading

Portraits of a Town: Jejak Islam di Bolgar

Standard

Berbicara tentang jalan-jalan, ada beberapa negara yang ingin saya kunjungi karena alasan remeh temeh. Irlandia misalnya, selain karena ini adalah negara asal Westlife (band favorit saya waktu SMP), saya juga pengen menatap lapangan rumput hijau nan luas di pedesaan Irlandia. Kanada, obviously where Justin Bieber was born, tapi saya juga ingin bermobil jauh selama beberapa hari, sambil menikmati jalan panjang tak berujung. Lalu Amerika, tepatnya Georgia, bukan hanya karena di sana tempat syuting serial zombies The Walking Dead, saya pun kepincut sisi-sisi jalan sepinya yang ditumbuhi bunga liar.

Continue reading